MUBA Terkini

Muba Hijaukan Ekonomi, Dari Limbah Jadi Lumbung

ist

Sumselterkini.co.id – Dulu, tandan kosong kelapa sawit alias tangkos itu nasibnya mirip jomblo diundang kondangan ada, tapi nggak dianggap. Tapi sekarang, di tangan Pemkab Musi Banyuasin (Muba), si tangkos mendadak naik kasta. Dari limbah jadi rebutan, dari sisa jadi primadona. Mirip tokoh figuran di sinetron yang tiba-tiba dapat peran utama dan jodoh di episode terakhir.

Rencana pembangunan Pabrik Biomassa di Sungai Lilin ini bukan main-main. Dan Bupati H M Toha pun tampil percaya diri. Beliau bilang, “Silakan investasi, asal jangan bawa koper doang, bawa komitmen juga!” Warga lokal harus diserap, jangan cuma diseret-seret pas peresmian buat tepuk tangan doang.

Masuk akal, jangan sampai warga kampung cuma kebagian debu pabrik dan suara mesin, sementara tenaga kerja didatangkan dari kota sebelah, pakai mobil AC, dan gaji UMR-nya dua digit. Lah, yang punya kebun sawit malah disuruh jadi penonton sambil jualan es tebu di depan pagar pabrik.

Ini kan namanya pabrik berdiri, rakyatnya tetap jongkok!

Kita sudah sering lihat, bro… di berbagai daerah, proyek investasi heboh waktu peresmian, rame wartawan, ada nasi kotak, baliho gede. Tapi setelah itu? Hening kayak grup WA keluarga pas ditagih iuran arisan. Jangan sampai Muba ikut-ikutan. Jangan sampai Bupati cuma jadi bintang tamu di proyek yang nanti nggak jelas juntrungannya.

Kadin Sumsel sih udah bilang serius, bahkan katanya siap gandengan sama BUMD. Nah ini bagus. Tapi tetap harus dikawal. Soalnya, ada juga tuh investor model “datang bawa proposal, pulang bawa tanah”, sisanya tinggal janji manis yang rasanya lebih pahit dari kopi tubruk basi.

Lihat tuh Filipina, mereka olah limbah sawit juga, tapi petaninya dikasih peran, bukan cuma disuruh nonton sambil kipas-kipas. Swedia, oh itu mah udah langganan energi hijau. Tapi di sana, sistemnya jalan, warga dilibatkan, pemerintahnya bukan cuma bisa nge-tweet tapi juga nyambung ke realita.

Nah, Muba juga bisa, asal jangan cuma semangat di awal, tapi letoy di tengah. Ini momen penting, bro. Tangkos jangan cuma jadi bahan bakar mesin pabrik, tapi juga bahan bakar semangat rakyat buat hidup lebih baik. Kalau cuma pabriknya yang panas, tapi warganya tetap dingin dompetnya, ya sama aja bohong.

Kata pepatah, “Jangan jadi ayam mati di lumbung padi”.Tapi di Muba, jangan sampai jadi warga nganggur di tengah tumpukan tangkos. Kalau sudah punya 26 pabrik sawit di wilayah, masa iya tenaga kerjanya harus nyebrang provinsi?

Dan buat para pejabat yang sibuk potong pita tapi lupa potong pengangguran, ayolah… Warga Muba butuh kerjaan, bukan cuma pidato. Butuh penghasilan, bukan sekadar proposal.

Jadi begini Pabrik Biomassa ini harusnya bukan sekadar bangunan beratap seng dan mesin muter-muter, Harusnya jadi tempat warga naruh harapan, bukan sekadar naruh CV. Jadi peluang, bukan jadi cerita nostalgia.

Kalau bisa dikelola dengan baik, dijaga komitmennya, disalurkan manfaatnya, maka si tangkos ini bisa jadi simbol kebangkitan ekonomi rakyat. Dari yang dulu cuma disapu tukang kebun, kini jadi bahan bakar masa depan.

Ingat, investasi itu kayak mertua. Datang boleh, tapi harus jelas niat dan tanggung jawabnya. Jangan datang cuma bawa senyum, pulang ninggalin utang.

Dan buat warga Muba, semoga nanti bisa bilang dengan bangga. “Kami bukan cuma punya sawit, tapi juga punya masa depan yang manis,”. Tapi bukan manis karena gula, melainkan karena tangkos yang akhirnya membawa rejeki… bukan cuma debu dan harapan palsu.[***]

Terpopuler

To Top