Ground breaking ceremony nya beberapa hari lalu itu, bukan sekadar acara seremonial, tapi kayak nonton pertandingan sepak bola final, semua mata tertuju ke satu titik pembangunan dimulai Mei ini! Bayangin, pabrik ini akan berdiri di Sungai Lais, yang katanya sih nanti bakal jadi “Tanjung Karang 2.0”. Kenapa? Karena pemerintah dan Kadin setempat udah ngasih lampu hijau buat proyek ini.
Nunu Husnul Khitam, GM Pelindo Regional 2 Palembang bilang kalau 90 persen tenaga kerja pabrik bakal warga lokal, artinya ini bukan cuma soal industri, tapi soal kehidupan masyarakat sekitar. Pembangunan akan di mulai bulan Mei yang dilakukan secara paralel, dan banyak mendapat dukungan seperti dari Kadin provinsi dan Kadin kota serta dari pemerintah daerah.
”Alhamdulillah Pemerintah kota Palembang sangat mensupport pembangunan di wilayah Sungai lais yang merupakan satu kesatuan dengan rencana pembangunan yang di Tanjung Karang. Kami berharap para pemangku kepentingan khususnya PT. PPM dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah sungai lais,”pesannya.
Kalau kamu pernah lihat limbah tandan kelapa sawit, mungkin kamu cuma mikir, “Wah, ini mah sampah, ntar dibuang aja.” Tapi Agus Igarashi, bos besar PPM, punya mimpi besar yang beda.
Dia sudah memulai petualangan limbah ini di Bekasi, dan sekarang bawa pengalaman itu ke Palembang. Dia bilang, pabrik ini gak cuma bikin pellet buat ganti batubara yang biasa bikin bumi kita kepanasan kayak habis kena sinar matahari langsung, tapi juga buat ekspor. Jadi, limbah tandan sawit ini bakal keliling dunia, kayak selebgram!
Menariknya, pembangunan pabrik ini gak cuma soal bisnis, tapi juga sosial. Agus janji bakal bangun fasilitas air bersih gratis buat 400 keluarga di sekitar Sungai Lais. Jadi, bisa dibilang, pabrik ini bukan cuma bikin ekonomi tumbuh, tapi juga bikin tetangga lebih sejahtera dan bisa nyuci baju tanpa ribet.
Bak pepatah bilang “Air beriak tanda tak dalam, tapi pabrik biomassa ini riaknya besar, manfaatnya dalam”. Pabrik biomassa pellet terbesar di Asia ini adalah contoh nyata kalau limbah bisa diubah jadi berkah.
Kalau selama ini kita anggap limbah kayak musuh bebuyutan yang harus dihindari, di Sungai Lais ini limbah malah diajak kerja sama. Kayak temen lama yang dulunya ribut, sekarang malah jadi partner bisnis. Ini bukti, dengan inovasi dan dukungan penuh dari pemerintah serta masyarakat, ekonomi bisa tumbuh tanpa merusak lingkungan bahkan bisa jadi juara dalam pertarungan perubahan iklim.