Sumselterkini.co.id, – Pernah nggak sih, kamu bayangin kalau rumah dinas wali kota itu jadi tempat curhat? Bukan cuma buat pejabat nyantai, tapi buat seluruh warga Palembang yang pengen ngomongin masalah kota, saran, atau bahkan ide gila yang bisa bikin Palembang makin keren. Nah, sekarang impian itu nggak cuma ada di kepala! Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, baru aja meresmikan rumah dinasnya jadi Rumah Aspirasi Warga [Rumah curhat].
Jadi, bukan lagi tempat para pejabat rebahan atau nonton TV, tapi jadi ruang terbuka buat rakyat yang mau ngobrol, keluh kesah, atau kasih masukan langsung ke pemerintah. Ini sih, kayak rumah siapa aja, bukan cuma rumah jabatan!
Bayangin, rumah dinas yang biasanya hanya jadi tempat tidur dan meja rapat para pejabat, sekarang jadi rumah terbuka buat siapa saja yang mau berkeluh kesah.
“Fungsinya bukan cuma rumah jabatan, tetapi juga sebagai jembatan langsung antara pemerintah dan masyarakat,” kata Ratu Dewa dengan penuh semangat, di sela-sela peluncuran Rumah Aspirasi.
Rumah itu, kalau istilah kerennya, ruang publik yang gampang diakses, kaya marketplace ide-ide kreatif warga yang siap diaplikasikan.
Namun, meskipun langkah ini patut diapresiasi, ada satu hal yang perlu diperhatikan. Rumah Aspirasi memang sudah memberikan ruang bagi masyarakat, tapi sejauh mana kemudahan akses dan komunikasi ini dapat diterima oleh warga yang mungkin belum terlalu familiar dengan teknologi atau mereka yang lebih nyaman bertatap muka langsung tanpa ada batasan waktu? Perlu ada lebih banyak upaya untuk menjangkau mereka yang mungkin belum terakses oleh kanal online. Jangan sampai ini jadi program yang hanya dinikmati oleh segmen tertentu saja.
Rumah dinas ini nggak cuma tempat buat ngobrol serius soal pembangunan kota, Ratu Dewa juga menambahkan sentuhan milenial yang super kekinian.
Anak-anak dari PAUD hingga SMP bisa belajar sejarah kota lewat video interaktif, berfoto di spot Instagramable, dan bahkan ada museum mini yang bikin kamu lupa kalau lagi di rumah dinas, dan nggak ketinggalan, tempat bermain anak-anak di area luar juga bikin rumah dinas ini jadi tempat yang cocok buat nongkrong bareng keluarga.
Bayangin deh, Wali Kota Palembang yang biasanya dikenal dengan acara-acara formalnya, tiba-tiba ngajak kita ke museumnya. Ini baru yang namanya upgrade bro!
Contoh serupa bisa kita lihat di beberapa daerah dan negara lain yang sudah lebih dulu meluncurkan ruang aspirasi ala pemerintah. Di Jepang, misalnya, ada yang namanya Citizen’s Assembly yang jadi ajang buat warga berdiskusi langsung dengan pemerintah.
Atau di kota Medellín, Kolombia, yang terkenal dengan program Escuelas de Participación, yang membuka kesempatan bagi masyarakat untuk ikut serta dalam pembuatan kebijakan.
Meskipun Indonesia bukan negara pertama yang punya konsep ini, Kota Palembang bisa dibilang sudah jago dalam menjalin kedekatan dengan masyarakat. Bahkan, program ini jauh lebih seru dari acara open house yang biasanya cuman buat tukar kartu nama.
Sebuah pepatah mengatakan, “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.” Begitu juga dengan inisiatif Rumah Aspirasi ini. Pemerintah gak cuma ngomong doang, tapi langsung membangun fasilitas yang bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk menyampaikan ide dan kritiknya.
Artinya lebih dalam adalah satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah dengan mencintai apa yang kamu kerjakan. Ini mengajarkan kita bahwa jika kita mencintai apa yang kita lakukan, kita akan lebih bersemangat, berdedikasi, dan hasilnya akan luar biasa. Pekerjaan yang dilakukan dengan cinta dan hasrat biasanya menghasilkan hasil terbaik, karena kita melakukannya dengan sepenuh hati.
Begitu pula dengan kebijakan yang diluncurkan seorang Ratu Dewa, semangatnya bukan hanya soal pekerjaan, tapi soal mencintai kota dan warganya. Namun, untuk lebih maksimal, penting juga bagi pemerintah untuk terus menggali aspirasi yang belum terungkap, terutama bagi mereka yang mungkin merasa tak terjangkau atau kebijakan yang terasa kurang relevan dengan kebutuhan mereka.
Ada kalanya, perubahan besar datang bukan hanya dari mendengar, tapi juga dari memahami dan meresapi keluhan yang lebih kecil, yang sering terabaikan. Jadi, mari kita bawa semangat ini bersama, karena aspirasi warga bukan sekadar harapan, tapi potensi besar yang harus didengar dan direalisasikan. “Rakyat bicara, pemerintah mendengar!”.
Dan begitulah semangat yang harus terus digelorakan, akhirnya kata, seperti pepatah bijak yang mengatakan, “Jangan takut untuk berubah, karena kadang-kadang perubahan adalah langkah pertama menuju kemajuan.”
Rumah Dinas Wali Kota Palembang lebih dari sekadar tempat jabatan, kini menjadi rumah bagi setiap suara warga.[***]