Sumselterkini.co.id, – Di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Bupati H. Muchendi Mahzareki baru saja bikin kejutan yang rasanya kayak nemu dompet lama di balik sofa, isinya bukan uang receh, tapi 147 unit mobil dinas yang selama ini entah kemana!
Bertempat di halaman Kejaksaan Negeri (Kejari) OKI, Senin (28/4/2025), mobil-mobil yang selama ini lebih sering ngumpet kayak maling ayam, akhirnya satu per satu kembali “pulang kandang”. Mereka siap dipakai lagi, membela rakyat, walaupun sebagian udah ngos-ngosan kayak kakek-kakek main futsal.
Bupati Muchendi, sambil senyum semringah, ngucapin terima kasih ke Kejari OKI. Katanya, Kejari ini bagaikan tim SAR aset daerah, rela jungkir balik demi ngumpulin mobil-mobil hilang, kayak emak-emak yang nemuin Tupperware yang sempat “dipinjam” tetangga dua Lebaran lalu.
“Terima kasih Kejari OKI! sudah kayak menjaga warisan nenek moyang, aset ini bisa balik ke tangan pemerintah lagi,” ujar Muchendi, matanya berbinar kayak nemu diskon 90%.
Tapi ya, namanya juga mobil tua, gak semuanya bisa langsung tancap gas. Dari 147 unit, 62 unit keadaannya sudah ngenes, ada yang mesinnya batuk-batuk kayak habis ngerokok dua bungkus, ada yang bannya udah botak kayak ubun-ubun kepala dosen.
Oleh karena itu, kendaraan yang udah gak kuat diajak jalan-jalan lagi bakal dilelang, targetnya lumayan, antara Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar buat nambah modal pembangunan daerah. Kalau ibarat dagangan, ini kayak jual barang bekas di marketplace asal laku, Alhamdulillah….amin
Muchendi juga sempet berpesan, “Rawat kendaraan kayak rawat pasangan, jangan cuma dipakai pas butuh.”, soalnya kalau nggak dirawat, kendaraan tua itu bisa lebih rewel daripada bocah ngantuk disuruh ngaji.
Di balik kisah ini sebenarnya ada pelajaran penting, yakni kerja bareng Pemkab OKI dan Kejari OKI membuktikan kalau ngurus aset itu kayak ngurus kebun kalau dibiarkan, jadi semak belukar kalau dirawat, jadi ladang emas.
Pemulihan aset semacam ini sebenarnya bukan cerita baru. Di Jakarta, mobil-mobil dinas yang ‘nyeleneh’ penggunaannya juga pernah dibersihkan dan dilelang. Bahkan lebih jauh lagi bisa dicontoh di New York, negeri Paman Sam/USA mobil tua kantor pemerintah yang udah gak sanggup ngebut dijual murah ke warga, daripada jadi besi tua nongkrong di garasi.
Bak pepatah bilang “Yang tua bukan untuk disingkirkan, tapi untuk dibikin bangga!”. Mobil-mobil ini mungkin bodinya udah kusam, tapi semangat pengabdiannya masih bisa diasah. Asal ada niat, oli, sama servis berkala, bahkan mobil tua bisa ngebut lebih kenceng daripada mobil baru yang cuma gaya doang.
Apa yang dilakukan Pemkab OKI dan Kejari OKI ini membuktikan “Yang penting bukan usia, tapi semangatnya, mobil tua aja masih bisa ngaspal, masa semangat kita kalah,” dan kalau bisa diservis, kenapa harus digusur?”. Begitu pula dalam hidup rawat apa yang ada, syukuri yang tersedia, dan tetap ngebut menuju masa depan. [***]