
Sumselterkini.co.id, – Di tengah udara Sumatera Selatan yang mulai lengket-lengket manja karena musim panas, rapat paripurna DPRD Sumsel pada Senin (28/4/2025) justru berlangsung adem.
Dipimpin langsung Ketua DPRD Andie Dinialdie, dengan didampingi Wakil Ketua H Nopianto dan Ilyas Panji Alam, suasana ruang sidang terasa lebih hidup. Hadir pula Gubernur Sumsel H Herman Deru, Sekda Edward Chandra, para anggota DPRD, kepala OPD, dan tamu undangan yang tampil rapi, mungkin berharap bisa foto-foto seusai rapat.
Agenda utama tak lain membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Sumsel Tahun Anggaran 2024. Ibarat masakan, laporan ini sudah diolah, ditumis, bahkan disajikan lengkap oleh tim perumus rekomendasi DPRD Sumsel.
Melalui juru bicara Fajar Febriansyah, rekomendasi yang dirangkum dari lima bidang pemerintahan, perekonomian, keuangan, pembangunan, dan kesejahteraan rakyat dibacakan dengan nada mantap.
DPRD Sumsel menyatakan menerima LKPJ tersebut, tentunya dengan catatan-catatan bijak, seperti tambahan garam dalam kuah bakso: tak kelihatan, tapi terasa penting. Mereka mengingatkan bahwa apa yang sudah baik perlu dirawat, dan apa yang masih kurang harus segera dibenahi. Pesannya sederhana tapi dalam jangan sampai kerja keras tahun ini cuma numpang lewat seperti angin sore di halaman rumah.
Menanggapi itu, Gubernur Herman Deru menyambut baik semua masukan. Menurutnya, rekomendasi dari dewan adalah bahan bakar penting untuk memperkuat pembangunan ke depan.
Ia mengakui bahwa mengejar target pembangunan itu ibarat naik sepeda harus seimbang antara kecepatan, arah, dan kekuatan kayuh. Kadang oleng, kadang lambat, tapi yang penting tetap melaju. Ia berharap seluruh OPD Sumsel memperkuat komitmen dan meningkatkan kualitas kerja, supaya program-program yang disusun tak hanya cantik di atas kertas, tapi juga nyata manfaatnya di lapangan.
Ketua DPRD Andie Dinialdie menegaskan, rekomendasi yang sudah disusun ini bukan sekadar catatan rutin tahunan. Ia mengibaratkan rekomendasi itu seperti rambu lalu lintas dipasang bukan untuk dipandangi, tapi untuk dipatuhi agar perjalanan pembangunan tidak nyasar ke jurang.
Ia pun menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang sudah terjalin dan berharap hubungan eksekutif-legislatif tetap harmonis, seperti kopi dan gula yang saling melengkapi.
Semua sepakat, ke depan Sumsel harus terus bergerak. Karena rakyat, layaknya penumpang bus malam, tidak hanya berharap kursinya empuk, tapi ingin cepat sampai tujuan. Kini, masyarakat menunggu bukti nyata jalan mulus, pelayanan cepat, ekonomi bergerak, dan kehidupan makin sejahtera.
Karena pada akhirnya, keberhasilan sebuah pemerintahan bukan diukur dari berapa banyak rapat diadakan, tapi dari berapa banyak senyum yang berhasil ditebar di tengah rakyatnya.
Sementara itu, Ketua DPRD, Andie Dinialdie, mengingatkan rekomendasi ini bukan sekadar kertas bertinta, tapi harus jadi kompas supaya kapal besar bernama Sumatera Selatan tidak salah arah, apalagi karam di tengah badai.
“Kami berharap rekomendasi ini ditindaklanjuti, agar penyelenggaraan pemerintahan daerah makin cakep dan bukan sekadar jual tampang,” tuturnya, sembari mengetukkan palu sidang bak chef yang menghidangkan menu penutup.
Akhir cerita, semua pihak saling berterima kasih. Tapi publik Sumsel tentu saja menunggu apakah hasil rekomendasi ini akan dijadikan bahan action nyata, atau sekadar jadi pajangan di rak buku, berdebu menunggu diingatkan?
Bak pepatah “Jangan cuma janji manis seperti teh tarik, busa banyak rasa tipis.”. Kini saatnya membuktikan, bahwa Sumsel bukan cuma jago paripurna, tapi juga jago kerja nyata.[***]
ADV