Sumselterkini.co.id, -Bayangin lagi santai di kampung, tiba-tiba ada program keren yang bikin desa makin adem, makin akur, dan makin cerdas! Yup, Kementerian Agama (Kemenag) bareng Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) baru aja ngegas program “Satu Desa, Satu Majelis Taklim” plus gerakan pemberantasan buta huruf Al-Qur’an. Acara ini digelar di Masjid ‘Izzatul Islam Grand Wisata Bekasi, Desa Lambangsari, Bekasi. Bukan sekadar formalitas, tapi ini gebrakan nyata buat bikin desa makin kece, bukan cuma urusan ibadah, tapi juga ekonomi dan sosial!
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya nyentil soal sejarah-sejarah besar yang ternyata banyak terjadi di bulan Ramadan. Mulai dari turunnya wahyu pertama buat Nabi Muhammad SAW, kemenangan-kemenangan penting umat Islam, sampai kemerdekaan Indonesia—semuanya kejadian epic!
Makanya, beliau yakin acara ini juga bakal jadi langkah monumental. “Ini bukan cuma buat umat Islam, tapi buat semua masyarakat. Majelis taklim itu bukan cuma tempat ngaji, tapi juga tempat mempererat hubungan sosial, jadi makin akur sesama warga,” katanya dengan semangat.
Selain itu, Menag juga menyoroti peran perempuan dalam sejarah bangsa. “Coba lihat majelis taklim, siapa yang paling rame? Perempuan! Mereka ini punya peran besar dalam menjaga dan menyebarkan nilai-nilai agama serta kebersamaan. Jadi jangan salah, mereka juga pejuang bangsa!” tambahnya.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, juga nggak mau kalah semangat. “Majelis taklim ini bukan cuma tempat ngaji, tapi juga tempat pemberdayaan ekonomi. Bayangin, kalau ibu-ibu di majelis taklim juga dikasih ilmu dagang, keterampilan, dan usaha kecil, desa bisa makin maju,” jelasnya.
Beliau juga bilang bahwa program ini bukan cuma soal baca Al-Qur’an dengan lancar, tapi juga bikin kehidupan sosial masyarakat desa lebih harmonis. “Pokoknya, kita mau desa makin beradab, makin bermanfaat, dan tentunya lebih sejahtera dunia-akhirat,” tambahnya.
Biar acara makin berkah, mereka juga bagi-bagi bantuan berupa Al-Qur’an, mukena, sarung, dan buku tulis buat masyarakat. Nggak cuma simbolis, tapi beneran buat mendukung masyarakat desa biar makin semangat belajar dan beribadah.
Nggak cuma soal ibadah, majelis taklim di desa ini juga bakal dijadikan pusat kegiatan positif lainnya. Dari tempat ngaji bareng, diskusi sosial, sampai workshop ekonomi kreatif buat para ibu-ibu dan pemuda desa. Bayangin kalau dari majelis taklim ini lahir para pengusaha sukses, ulama keren, atau bahkan pemimpin masa depan!
Yang jelas, dari desa kita mulai, buat Indonesia yang lebih baik! Jadi, siapa nih yang siap bikin desanya makin kece dengan majelis taklim yang nggak sekadar tempat ngaji, tapi juga tempat ngobrol seru dan cuan bareng? Yuk, gaspol bareng buat perubahan yang lebih keren!.[***]
