OKI Terkini

Sidak Bupati OKI, Harga Naik, Tapi Katanya Masih Wajar?

Sumselterkini.co.id, -Setiap tahun, ada satu hal yang pasti selain macet, parsel Lebaran, dan THR yang cuma numpang lewat harga bahan pokok naik! Udah kayak tradisi, harga beras, minyak goreng, sampai gas LPG 3 Kg tiba-tiba naik kaya tiket konser internasional. Tapi tenang, Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H. Muchendi Mahzareki, nggak tinggal diam. Beliau langsung turun ke lapangan buat sidak ke pasar dan distributor di Kayuagung pada Rabu (19/3/2025), memastikan rakyat nggak cuma bisa masak pakai air mata menjelang Lebaran.

Setelah blusukan, Muchendi menemukan beberapa harga memang naik, terutama beras dan minyak goreng. Kenaikannya sekitar Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram. Masih bisa diterima, katanya. Tapi kan kalau dikali sekilo, dua kilo, seminggu, sebulan? Ya tetap aja terasa, apalagi buat emak-emak yang harus mikirin menu Lebaran buat sekeluarga.

“Kami ingin memastikan nggak ada permainan harga atau penimbunan oleh oknum-oknum nakal. Kita nggak mau rakyat susah gara-gara ulah spekulan,” tegasnya dengan gaya khas pemimpin yang nggak mau harga bikin kantong jebol.

Selain soal sembako, gas LPG 3 Kg juga jadi perhatian. Berdasarkan laporan dari SPBE Celikah Kayuagung, pasokan gas masih aman di angka 60 ton per hari. Tapi kita semua tahu, makin deket Lebaran, makin banyak yang butuh buat masak ketupat, opor, dan gorengan buat tamu. Jangan sampai mendekati Lebaran tiba-tiba stok habis dan harga gas naik kayak harga sewa tenda nikahan!

Biar rakyat nggak terlalu stres, Pemkab OKI rencana menggelar operasi pasar murah sebanyak empat kali dalam waktu dekat. “Kami masih tunggu hasil analisis tim buat tentuin lokasi yang paling butuh,” kata Muchendi. Artinya, bakal ada kesempatan buat warga dapetin sembako dengan harga yang lebih ramah di dompet.

Tapi pertanyaannya, ini solusi jangka panjang atau cuma obat pereda nyeri sementara? Setiap tahun, tiap mendekati hari besar, selalu ada operasi pasar. Habis Lebaran? Balik ke harga normal lagi. Kayak pacar yang datang pas butuh doang, habis itu ilang entah ke mana.

Kalau pemerintah serius mau bantu rakyat, harusnya ada strategi jangka panjang. Misalnya, gimana caranya supaya pasokan bahan pokok tetap stabil sepanjang tahun, bukan cuma pas udah mepet Lebaran baru ribut.

Kalau harga naik karena stok berkurang, itu mungkin bisa dimaklumi. Tapi kalau naik gara-gara spekulan nakal yang mainin harga, ini yang nggak bisa ditoleransi. Harusnya ada tindakan tegas buat mereka yang sengaja menimbun barang biar harga naik. Jangan cuma diperingatin, kasih sanksi berat biar kapok!

Tapi nggak bisa juga cuma nyalahin spekulan. Kita sebagai masyarakat juga harus lebih bijak dalam belanja. Jangan karena panik takut harga naik, terus borong banyak-banyak. Itu justru bikin stok di pasar berkurang dan harga makin melambung.

Coba deh, belanja secukupnya, sesuai kebutuhan. Lebaran kan bukan soal siapa yang paling banyak stok beras atau minyak di rumah. Yang penting kebersamaan, bukan jumlah toples kue kering di meja tamu.

Setiap tahun, kita selalu menghadapi masalah yang sama. Harga naik, pemerintah turun tangan, rakyat tetap ngeluh, dan akhirnya yaudah… Lebaran lewat, harga turun lagi. Ini kayak siklus ‘putus-nyambung’ yang nggak ada ujungnya.

Kalau nggak mau begini terus, pemerintah harus lebih dari sekadar ‘pemadam kebakaran’ yang baru turun tangan pas harga udah keburu naik. Harus ada strategi jangka panjang, sistem distribusi yang lebih baik, serta pengawasan ketat terhadap pelaku penimbunan.

Jadi, buat para spekulan, jangan coba-coba mainin harga! Buat masyarakat, jangan gampang panik! Dan buat pemerintah, ayo bikin kebijakan yang lebih dari sekadar ‘tambal sulam’ tiap Lebaran! Biar rakyat bisa Lebaran dengan tenang, bukan malah Lebaran pakai micin.[***]

Terpopuler

To Top