SEBAGAI salah satu kota besar di Indonesia, Palembang terus mengalami peningkatan populasi yang signifikan akibat urbanisasi. Fenomena ini membawa berbagai peluang dan tantangan yang perlu segera diatasi oleh pemerintah kota dan masyarakat. Secara definisi urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke kota-kota besar, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti peningkatan kesempatan kerja, pendidikan, dan fasilitas kesehatan serta hiburan yang lebih baik di kota. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi Palembang meningkat dari sekitar 1,7 juta jiwa pada tahun 2010 menjadi lebih dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2023. Pertumbuhan ini tidak hanya didorong oleh kelahiran alami tetapi juga oleh migrasi dari daerah pedesaan di sekitarnya.
Urbanisasi sering kali dikaitkan dengan peluang ekonomi yang lebih baik, dan Palembang sebagai pusat industri dan perdagangan di Sumatera Selatan menawarkan daya tarik yang kuat bagi para pencari kerja. Namun, pertumbuhan populasi ini juga membawa tantangan signifikan. Salah satunya adalah kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Menurut laporan Dinas Perhubungan Kota Palembang, volume kendaraan di jalan-jalan utama meningkat sekitar 15% setiap tahunnya. Kemacetan yang terjadi tidak hanya menghambat mobilitas warga tetapi juga berdampak negatif pada produktivitas dan kualitas udara kota. Urbanisasi yang cepat juga mempengaruhi infrastruktur kota.
Palembang perlu mengejar ketertinggalan dalam pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan raya, jembatan, dan sistem transportasi publik. Meski Palembang sudah memiliki LRT (Light Rail Transit) yang diluncurkan pada 2018, penggunaannya masih belum optimal. Banyak warga yang masih mengandalkan kendaraan pribadi karena jaringan transportasi publik yang belum terintegrasi dengan baik. Selain itu, masalah perumahan menjadi semakin mendesak. Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Palembang membutuhkan sekitar 50.000 unit rumah tambahan untuk mengakomodasi peningkatan populasi. Kekurangan perumahan ini menyebabkan munculnya permukiman kumuh di beberapa daerah pinggiran kota, yang menghadirkan masalah kesehatan dan sosial baru.
Urbanisasi juga berdampak pada lingkungan. Peningkatan aktivitas manusia dan pembangunan infrastruktur menyebabkan degradasi lingkungan yang serius. Laporan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang menunjukkan bahwa polusi udara di beberapa wilayah kota sudah melampaui batas aman yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, Sungai Musi yang merupakan ikon kota Palembang terus mengalami penurunan kualitas air akibat pencemaran.
Menghadapi tantangan urbanisasi ini, pemerintah kota Palembang perlu mengambil langkah-langkah strategis dan komprehensif. Pertama, perlu ada peningkatan investasi dalam infrastruktur publik, terutama transportasi. Integrasi moda transportasi seperti LRT dan angkutan kota dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan. Kedua, pemerintah perlu fokus pada pembangunan perumahan yang terjangkau dan layak. Program perumahan rakyat yang didukung oleh sektor swasta dapat membantu memenuhi kebutuhan perumahan. Selain itu, rehabilitasi permukiman kumuh dengan pendekatan partisipatif dapat meningkatkan kualitas hidup warga. Ketiga, perlu adanya upaya serius dalam pelestarian lingkungan. Program penghijauan kota, pengelolaan sampah yang efektif, dan pengawasan ketat terhadap industri yang mencemari lingkungan harus menjadi prioritas. Revitalisasi Sungai Musi sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan sekaligus pengembangan pariwisata harus terus didorong.
Urbanisasi memang membawa banyak tantangan nyata bagi kota Palembang, namun dengan perencanaan yang tepat dan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, tantangan ini dapat diatasi. Pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif adalah kunci untuk memastikan bahwa urbanisasi tidak hanya menjadi beban tetapi juga peluang untuk kemajuan bersama. Dengan langkah-langkah yang tepat, Palembang dapat berkembang menjadi kota yang modern, nyaman, dan berkelanjutan.[***]