Sumselterkini.co.id, SINGAPURA – Media OutReach – Pada Hari Senyum Sedunia® ini, merek perawatan pribadi dan rumah global Colgate-Palmolive (“Colgate”) mengambil sikap menentang Smile Shaming, dengan menggarisbawahi keindahan dan pentingnya semua senyuman melalui kampanye #FreeYourSmile . Hal ini sangat penting mengingat senyuman telah terbukti memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat, kesejahteraan mental, dan ikatan sosial. Kampanye di seluruh wilayah ini mengawali upaya Colgate untuk mengatasi topik kompleks ini bagi masyarakat dan mendorong perubahan positif yang nyata.
Colgate pertama kali mengadakan studi independen di Asia-Pasifik untuk mendapatkan wawasan dan menginformasikan inisiatif guna mendorong gerakan ini untuk memberantas Smile Shame agar masyarakat dapat sepenuhnya memperoleh manfaat dari senyuman.
Colgate Smile Study 2023 menemukan bahwa 94 persen responden di Asia-Pasifik menginginkan kemampuan untuk tersenyum lebih bebas. Negara-negara yang menduduki peringkat teratas adalah Filipina, Taiwan, dan Thailand, dimana 98 persen responden menyatakan keinginan mereka untuk tersenyum tanpa keberatan. Studi perdana yang dilakukan oleh perusahaan riset Pureprofile pada Agustus – September 2023 ini mensurvei lebih dari 4.000 individu berusia 16 hingga 55 tahun di delapan pasar Asia-Pasifik yaitu Singapura, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Australia, Thailand, dan India.
Pada Hari Senyum Sedunia® ini, Colgate merayakan semua senyuman dengan mengadaptasi logo ikoniknya untuk mewakili berbagai senyuman indah dan berbeda yang ada di sekitar kita setiap hari. Colgate juga berkolaborasi dengan para influencer di seluruh wilayah untuk lebih memperjuangkan tujuan ini. Ini termasuk Ethan Kuan (關韶文) dari Taiwan dan Xixi Lim dari Singapura yang secara pribadi pernah mengalami Smile Shame namun kini menerima senyuman unik mereka sendiri.
Selain itu, sebagai bagian dari #FreeYourSmile, Colgate memperkenalkan alat AI Smile Generator di colgate.com/yourcolgatesmile, mendorong semua orang untuk membuat senyuman Colgate yang dipersonalisasi di TikTok dan Instagram, dan menyebarkan pesan untuk merayakan semua senyuman. Konten Digital Out of Home akan semakin mendorong orang lain untuk bergabung dengan gerakan ini melalui kegiatan yang diselenggarakan di pasar lokal untuk lebih mempromosikan pesan penting ini.
Yves Briantais, Wakil Presiden Eksekutif, Pemasaran Asia-Pasifik, Colgate-Palmolive mengatakan, “Smile Shame sangat lazim di Asia-Pasifik dan hal ini harus diubah. Di Colgate, kami memiliki misi untuk membebaskan orang-orang dari batasan Smile Shame untuk benar-benar menerima senyuman unik mereka. Kami percaya merek memiliki kekuatan untuk menantang standar kecantikan yang tidak realistis dan mempromosikan keaslian. Pada Hari Senyum Sedunia ini, Colgate memimpin upaya tersebut dengan merayakan semua senyuman.”
Sekitar satu dari dua orang di wilayah ini percaya bahwa merek harus berperan dalam mengatasi masalah Smile Shame, menurut Colgate Smile Study 2023.
Mendukung Manfaat Tersenyum
Meskipun masyarakat di Asia-Pasifik menunjukkan bahwa mereka merasa rileks saat tersenyum bebas, mayoritas responden di Filipina menyatakan bahwa tersenyum bebas meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Penelitian ilmiah mendukung gagasan bahwa tersenyum berdampak positif pada kesehatan mental, bertindak sebagai antidepresan alami dan pereda nyeri[1]. Tersenyum juga baik untuk jantung, membantu menurunkan tekanan darah dan mempercepat pemulihan setelah kejadian stres [2].
Manfaat kesehatan utama dari tersenyum termasuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan jumlah sel darah putih, memberikan perlindungan terhadap infeksi [3]. Secara sosial, tersenyum adalah alat yang ampuh untuk menumbuhkan ikatan dan membangun kepercayaan dengan memberikan kesan positif yang bertahan lama pada orang lain[4].
Berdiri melawan Senyum Malu
Smile Shame mungkin bukan istilah asing bagi banyak orang. Ini merangkum perasaan malu, kesadaran diri, atau rasa tidak aman terkait senyuman seseorang.
Colgate Smile Study 2023 mengungkapkan bahwa tiga dari lima orang di Asia-Pasifik dapat memahami konsep Smile Shame, dan dua dari lima orang pernah mengalaminya secara pribadi. Smile Shame paling banyak dialami di Thailand, dengan 59 persen menyatakan bahwa mereka pernah mengalami hal serupa. Alasan utama yang dikutip di seluruh Asia-Pasifik mengenai kekhawatiran terhadap senyuman mereka adalah kekhawatiran terhadap komentar orang lain, baik dari keluarga, teman, atau orang asing, serta perasaan ragu-ragu secara pribadi.
Australia (85 persen) dan Hong Kong (88 persen) menjadi negara dengan skor terendah ketika ditanya apakah mereka merasa memiliki kebebasan untuk tersenyum kapan pun mereka mau. Dibandingkan dengan pasar lainnya, rata-ratanya adalah 94,5 persen.
Merayakan Keberagaman Senyuman
Smile Shame dikaitkan dengan atribut yang berbeda di seluruh pasar, yang mencerminkan beragam persepsi tentang apa yang membuat senyuman menjadi indah. Atribut seperti warna gigi, struktur gigi, dan pengaruh senyuman terhadap penampilan wajah memiliki arti yang berbeda-beda.
Colgate Smile Study 2023 juga mengungkapkan bahwa kekhawatiran tentang persepsi eksternal terhadap senyuman mereka dan ketakutan akan penilaian merupakan faktor signifikan yang menghambat individu untuk secara bebas mengekspresikan senyuman asli dan spontan mereka.
#FreeYourSmile adalah langkah pertama dalam misi Colgate untuk merayakan semua senyuman dan memerangi Smile Shame, dengan lebih banyak inisiatif yang direncanakan. Gerakan ini mewakili tujuan Colgate untuk menginspirasi individu untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas dan bangga, terlepas dari ketidaksempurnaan yang dirasakan.[***]