Sumselterkini.co.id, New York, Amerika Serikat – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG) Summit di Mabes PBB di New York (18/09). Dalam KTT tersebut, Menlu RI menyampaikan Pernyataan Bersama atas nama ASEAN, dilanjutkan dengan pernyataan nasional Pemri.
Untuk Pernyataan Bersama atas nama ASEAN, di hadapan para Pemimpin Dunia, Menlu RI menegaskan komitmen kuat ASEAN untuk mencapai target SDGs. “Komitmen dan upaya ASEAN untuk mencapai SDGs diselaraskan dengan Visi ASEAN 2025 dan Visi ASEAN 2045”, ujar Menlu. Khususnya di tengah situasi global yang tidak menentu seperti sekarang ini, ASEAN akan terus berupaya memperkuat kapasitasnya agar tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan dan guncangan di masa yang akan datang.
Menlu Retno menjelaskan sedikitnya 3 (tiga) bentuk upaya ASEAN untuk mencapai tujuan SDG, yaitu:
Pertama, komitmen ASEAN untuk mempersempit kesenjangan pembangunan dan memperkuat implementasi SDGs secara lokal, termasuk melalui pemberdayaan pemuda, perempuan, lansia, UMKM, dan pekerja migran.
Kedua, ASEAN berkomitmen untuk menjadi komunitas yang tangguh, dengan meningkatkan investasi di bidang pembangunan SDM, infrastruktur kesehatan, transformasi digital, rantai pasok yang kuat, dan ketahanan energi yang berkelanjutan.
Ketiga, ASEAN terus berupaya untuk memperkuat multilateralisme dan penghormatan terhadap piagam PBB.“Dengan begitu, arah implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dapat kembali ke jalur yang benar”, tambah Menlu.
Pada pernyataan nasional Indonesia, Menlu Retno menyampaikan bahwa tatanan global saat ini tidak memberikan kesempatan yang sama bagi negara-negara berkembang. Akibatnya sulit untuk mencapai target implementasi SDGs pada 2030.“Tidak ada pilihan lain, dunia harus mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi negara berkembang untuk tumbuh dan membuat lompatan pembangunan. “Diskriminasi perdagangan harus dihentikan. Negara berkembang harus diberikan kesempatan untuk lakukan hilirisasi industri,” ujar Menlu Retno.
Dalam kaitan ini, sebagai Ketua ASEAN, Indonesia mendorong agar ASEAN dapat menjadi hub kawasan untuk Electric Vehicles, berperan besar dalam rantai pasok global, mendorong pembangunan hijau, dan menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (Epicentrum of Growth).
Terkait pencapaian SDGs Indonesia, berdasarkan data BAPPENAS, 63% dari total 216 indikator rencana aksi program SDGs periode 2021-2024 telah tercapai. Namun demikian, angka tersebut masih belum mendorong kemajuan pencapaian SDGs di tingkat regional mengingat development gap yang masih cukup tinggi. “Situasi global saat ini, khususnya dengan adanya pandemi dan perang di Ukraina mempersulit upaya pencapaian SDGs”, ujar Menlu.
Dalam sambutannya, Sekjen PBB menyampaikan bahwa capaian SDGs global baru 15%. Karena itu, diperlukan global rescue termasuk melalui stimulus 500 miliar USD per tahun. Ia menekankan bahwa sekarang adalah saatnya untuk ambil tindakan jika ingin tetap mencapai SDGs pada tahun 2030.
Secara khusus, Sekjen menyoroti 6 area yang perlu diberi perhatian khusus, yaitu: kelaparan, transisi energi, digitalisasi, pendidikan, pekerjaan layak dan pelindungan sosial serta penghentian perang.Di Kawasan Asia Pasifik sendiri, pencapaian SDGs baru mencapai 14,4% dari yang seharusnya 50%.
SDG Summit merupakan pertemuan resmi PBB yang diselenggarakan setiap empat tahun pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan untuk meninjau kemajuan dan tantangan dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Pertemuan juga dilakukan untuk menggalang komitmen dan aksi global dalam mempercepat pencapaian SDGs. SDG Summit 2023 telah menghasilkan dokumen berupa Political Declaration yang berisikan komitmen negara-negara anggota PBB dalam mengakselerasi pencapaian SDGs.[***]/ Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia