Seni & Budaya

2 puisi ini bisa jadi bahan renungan hidup di dunia

ist

Sumselterkini.co.id, – Dua puisi di bawah ini bisa jadi renungan ente hidup di dunia dan lingkungan dimana ente tinggal, dan bisa menjadi evaluasi diri, berikut puisinya :

“Penjilat bereaksi…”

Di antara kerumunan, tiba-tiba terdengar cerewet seribu mulut, Penjilat bereaksi, bergerak dengan lambaian yang selalu lembut. Dalam permainan tipu muslihat, ia berselancar di atas rayuan palsu, Menghampiri dengan senyum manis, namun di hati tersimpan amarah yang nyata.

Seperti ular berbisa, ia melingkar dengan penuh kecerdikan, Menyelusup dalam kerumunan, mengintai setiap kesempatan. Menghias kata-kata, mencuri kepercayaan, tanpa disadari oleh banyak orang, Penjilat beraksi, membentuk ilusi, namun hati-hati, jangan sampai terpedaya.

Tapi cahaya sejati akan bersinar, mengungkap kegelapan yang tersembunyi, Kebohongan dan ketidakjujuran takkan dapat terus berpura-pura. Waktu adalah saksi, keadilan akan hadir dengan teguh dan pasti, Penjilat bereaksi, ketahuan jaringnya, akhirnya dihadapkan pada kebenaran yang sejati.

Jadi, jangan biarkan dirimu terjebak dalam rayuan sang penjilat, Bersikaplah bijak, jauhkan diri dari tipu daya yang mereka tawarkan. Lebih baik berjalan dengan integritas dan kejujuran yang teguh, Daripada menjadi penjilat yang terbuai dalam permainan yang tidak berarti.

Hiduplah dengan jujur dan berani, jadilah cahaya di tengah kegelapan, Hindari menjadi penjilat yang hanya memperdaya tanpa henti. Berkaryalah dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang yang tulus, Biarlah tindakanmu membawa inspirasi dan kebenaran, bukan sekadar reaksi semu.[***]

 

 

“Tak berkeringat tapi nafsu ingin jadi pahlawan..”

Tak berkeringat, tapi nafsu ingin jadi pahlawan, Adakah keinginan tulus atau hanya hasrat semu? Jadi pahlawan bukanlah sekadar gairah sesaat, Tapi sebuah panggilan dalam jiwa, tak tergoyahkan oleh kelemahan dan keserakahan.

Pahlawan bukanlah sekadar keberanian dalam medan perang, Tapi juga ketulusan dalam mengabdi kepada sesama. Bukan untuk memuaskan ego atau mendapatkan pujian, Tapi untuk memberikan perlindungan dan keadilan kepada yang lemah.

Jika nafsu menguasai, akan mudah terjerumus dalam kesalahan, Mengabaikan tujuan nobel, terperangkap dalam keserakahan. Sejati pahlawan berjalan dengan rendah hati dan ketulusan, Mengabdikan diri tanpa pamrih, tanpa menuntut balasan.

Jadilah pahlawan dalam diri dengan kebaikan yang sungguh, Bukan untuk kepuasan pribadi atau pencapaian materi. Tapi untuk menginspirasi, menebarkan kedamaian dan cinta, Memberikan harapan, mencerahkan jalan yang kelam.

Jika tak berkeringat, bukanlah masalah yang nyata, Yang penting adalah keikhlasan dan dedikasi yang tulus. Jangan biarkan nafsu membutakan hati dan tujuan, Jadilah pahlawan yang sejati, dalam segala tindakan dan niat.

Bukan tentang kehebatan fisik atau kekayaan yang dikejar, Tapi tentang memberikan diri dengan sepenuh hati. Jadi, kendalikan nafsu yang menggebu, cari tujuan yang mulia, Dan jadilah pahlawan yang tak tergoyahkan dalam kebaikan yang sejati.[***]

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com