Sumselterkini.co.id, – Berikut puisi sederhana, tapi memiliki makna yang mendalam dalam menjalani kehidupan di dalam komunitas, dan didalam lingkaran keluarga, semoga puisi dibawah ini bisa jadi bahan intropeksi diri :
“Angkuh”
Di atas takhta angkuhnya terhampar, Menyinari dunia dengan sinar yang menyilaukan. Kekayaan dan kekuasaan meliputi sepenuhnya, Memandang rendah yang tak mampu berdiri sejajar.
Angkuhnya melambung tinggi di awan-awan, Melupakan akar dan asal usulnya yang pernah lekat. Hati yang kering tak berisi belas kasihan, Hanya mementingkan diri sendiri, tak menghiraukan yang lain.
Angkuhnya tersenyum di depan cermin kehidupan, Melupakan kelemahan dan kesalahan yang ada. Lupa bahwa dunia adalah lingkaran yang berputar, Yang tinggi pasti akan jatuh, tak ada yang abadi dan tak tergantikan.
Angkuhnya, oh angkuhnya, Sebuah sifat yang merusak dan tak berarti. Kemegahan palsu yang cepat memudar, Karena pada akhirnya, keangkuhan takkan berharga.
Bukalah hatimu wahai angkuh yang terhormat, Renungkanlah kebesaran Tuhan dan kelemahanmu sendiri. Hidup adalah ajang kerendahan hati dan kebaikan, Bukanlah panggung keangkuhan yang tak berarti.
Hentikanlah langkahmu yang angkuh, Kembali ke bumi dan jadilah manusia yang rendah hati. Saat itu, mungkin, hidupmu akan memiliki makna, Dan keangkuhanmu akan sirna dalam kesadaran yang sejati.[***]