Pemerintahan

Rumah Resiliensi, Wadah Informasi Bencana Dunia

MENTERI Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan Rumah Resiliensi Indonesia bisa menjadi tempat atau media berdiskusi seluruh lapisan masyarakat mengenai pengalaman penanganan bencana yang terjadi dibelahan dunia.

Hal itu disampaikan Menko PMK saat secara resmi membuka Rumah Resiliensi Indonesia di Bali Collection, Nusa Dua, Bali pada Senin (23/5/2022).

“Rumah Resiliensi Indonesia dengan ini, resmi saya buka,” kata Menko PMK Muhadjir Effendy.

Menurut Muhadjir, dengan berbagi pengalaman dalam menangani bencana, maka risiko bencana bisa dilakukan mitigasi lebih efektif dan masyarakat teredukasi dengan baik.

Di Rumah Resiliensi itu, dari mulai pemerintah hingga masyarakat dapat saling memberikan pendapat terkait penanganan ancaman bencana alam.

Dengan begitu, hasil diskusi akan menghasilkan rekomendasi maupun upaya penanganan bencana alam yang komprehensif. Sebab, masing-masing pemangku kepentingan dapat langsung terlibat sesuai dengan kewenangan masing-masing

“Berkumpul untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman atau praktek-praktek baik yang pernah di lakukan satu sama lain,” tutur Muhadjir.

Dari diskusi yang digelar itu pun, lanjut Muhadjir, memliki dampak kepada internasional. Sebab, hasil diskusi itu akan terbuka bagi komunitas internasional untuk mengambil pelajaran dari penanganan bencana alam di dalam negeri.

Mengingat, Indonesia termasuk dalam kategori negara yang memiliki kerawanan bencana alam yang sangat tinggi. Sehingga, upaya penanganan bencana di dalam negeri menjadi suatu hal yang layak diketahui khalayak luas.

“Semuanya, baik komunitas yang berasal dari Indonesia maupun komunitas internasional bisa mengambil manfaat dari pertemuan itu,” kata Muhadjir.

Diketahui, Rumah Resiliensi Indonesia, dirancang sebagai jendela bagi masyarakat dunia untuk melihat dari dekat betapa Indonesia senantiasa diancam oleh bahaya bencana, dan dengan semangat gotong royong, hidup dengan risiko itu sementara terus bangkit dan menuju pembangunan berkelanjutan.

Penyelenggaraan Rumah Resiliensi Indonesia diperkirakan akan melibatkan 5,000 orang tamu dari negara-negara dunia itu, merupakan suatu pengakuan terhadap ketangguhan kehidupan sosial budaya dan ekonomi Provinsi Bali, dan sekaligus penanda kebangkitan pariwisata di Bali.

Kegiatan panggung itu, merupakan gotong royong oleh sebelas Kementerian/Lembaga, hampir 40 LSM/CSO/Jaringan, 4 Universitas, 3 organisasi internasional (donor), 4 badan PBB, serta jaringan lembaga bisnis.
InfoPublik (***)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com