Olahraga & Otomotif

Greysia Polii/Apriyani Rahayu Diberi Hadiah Rumah Senilai Rp Rp 3,55 miliar, Menpora : Perjuangan Keduanya Layak di Apresiasi

Kemenpora/ist

MENPORA Amali bersama Ketum PBSI Agung Firman Sampurna dan Dirut PIK 2 Nono Sampono, menyaksikan peraih medali emas ganda putri bulutangkis Indonesia pada Olimpiade Tokyo, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Coach Eng Hian, menerima hadiah rumah dari pengembang Agung Sedayu Group dan Salim Group.

Mereka mendapatkan rumah di kawasan elit Pantai Indah Kapuk 2 dengan nilai masing-masing Rp 3,55 miliar untuk para atlet dan Rp 1,4 miliar untuk pelatih. Penyerahan secara simbolis ditandai dengan penandatanganan dokumen administrasi kepemilikan unit rumah di Cluster Pasir Putih dan California, Minggu (22/8) siang.

Perjuangan keduanya layak mendapatkan apresiasi sedemikian besar karena merupakan satu-satunya peraih medali emas bagi kontingen Indonesia serta menciptakan sejarah dengan menjadi ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas di pesta olahraga terakbar di jagad raya tersebut.

Atas apresiasi dari pihak swasta ini, Menpora menyampaikan terima kasih. Semoga ini dapat menarik perhatian pihak swasta lain untuk turut serta mendukung kemajuan olahraga, dan bagi atlet-atlet lain dapat termotivasi.

“Saya kira ini satu hal yang sangat positif dan sangat bagus apresiasi dari masyarakat terhadap prestasi di bidang olahraga khususnya butangkis,” kata Menpora Amali.

“Jadi semakin banyak masyarakat yang memberikan apresiasi terhadap prestasi-prestasi putra-putri terbaik bangsa ini, maka mudah-mudahan menjadi pemicu anak-anak kita untuk jadi atlet,” tambahnya.

Kepada Agung Sedayu Group dan Salim Group disampaikan terima kasih secara khusus, diiringi harapan dapat menularkan jejak langkahnya ke perusahaan-perusahaan atau pihak swasta lainnya. Pemerintah menyadari keterbatasan sumber daya, oleh karena keterlibatan semua pihak sangat dinantikan.

“Agung Sedayu Group dan Salim Group sebagai perusahaan properti mereka peduli bukan saja berpikir tentang bisnis tetapi juga memajukan olahraga Indonesia. Rencana besar membuat PB (Perkumpulan Bulutangkis) dan fasilitas olahraga pendukung di PIK 2 sesuatu yang diperlukan dalam pembinaan atlet. Semoga bisa menular ke pihak swasta lainnya,” ucapnya.

Dukungan swasta ini gayung bersambut dengan dukungan dari pemerintah yang sejak awal sudah dilakukan secara tahapan-tahapan yang ditetapkan. Usai Olimpiade Tokyo langsung bergegas mempersiapkan Olimpiade Paris 2024. Seiring adanya DBON, Olimpiade ke Olimpiade yang menjadi sasaran utama harus terus lebih baik.

“Kemenpora sejak dari awal, sejak mereka kualifikasi, sejak pemberangkatan, dan apresiasi Bapak Presiden sudah jelas, bahkan tidak saja yang mendapat medali, yang tidak mendapatkan pun dapat penghargaan,” jelas Menpora.

“Olimpiade Tokyo sudah selesai, segera persiapan menuju 2024, tiga tahun waktu yang singkat, ada perluasan basis cabor yang memungkinkan meraih prestasi mengacu Desain Besar Olahraga Nasional. Paris 2024 harus lebih baik dari Tokyo 2000,” tutupnya.

Sementara dua Srikandi Bulutangkis Indonesia tidak menyangka mendapatkan rumah di PIK 2, karena bagi keduanya, bulutangkis adalah jalan hidup, setiap bertanding hanya berpikir untuk menang, tidak berpikir bonus, karena diyakini ketika mempersembahkan prestasi terbaik bagi bangsa dan negara, apresiasi dan penghargaan akan mengikuti.

“Ini diluar ekspektasi saya. Setiap bertanding saya hanya berpikir bagaimana mempersembahkan prestasi terbaik, dan terbukti aprsiasi mengikuti,” ujar Greysia.

“Terima kasih ini semuanya, tidak menyangka, orang Konawe yang di peta saja tidak ada ternyata dapat hadiah dan berada disini,” kata Apriani terbata-bata. [***]

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com