MENTERI Agama Yaqut Cholil Qoumas menerima kunjungan Duta Besar Mesir untuk RI, Ashraf Sultan. Kedua belah pihak membahas kerja sama di bidang keagamaan, pendidikan, dan harmonisasi umat beragama.
Duta Besar Mesir untuk RI, Ashraf Sultan mengatakan hubungan Mesir dengan Indonesia sudah terjalin cukup lama terutama dalam hubungan keagamaan dan pendidikan seperti dengan Al Azhar.
“Kami merasa mendapat kehormatan bekerja sama dengan Indonesia terutama di bidang pendidikan dan keagamaan. Di mata kami Indonesia memiliki peran penting dalam menyebarluaskan Islam yang moderat. Kami berharap kerja sama yang lebih luas lagi dan kami mengundang Bapak Menteri untuk berkunjung ke Mesir,” kata Ashraf Sultan, Kamis (29/4/2021).
Pertemuan Menag dengan Dubes Mesir berlangsung di Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta.
“Atas dasar itu semua kami ingin mendiskusikan kerangka kerja sama konferensi antara negara yang lebih luas sekaligus mengundang Bapak Menteri untuk berkunjung ke Mesir, Al Azhar termasuk ke tempat pemantauan gerakan radikalisme di Mesir,” sambung Ashraf Sultan.
Ia menambahkan Mesir memiliki kemiripan dengan Indonesia. Di Mesir ada minoritas kristen yang populasinya sekitar 15 persen dan Yahudi di bawah populasi Kristen. Dalam konteks hubungan pembaharuan dan harmonisasi, pemerintah Mesir selalu melakukan dialog dengan minoritas.
“Sebagai contoh Presiden kami mempunyai kebiasaan dengan melibatkan para tokoh agama Islam dalam perayaan agama minoritas. Ini sebagai bentuk perhatian negara kepada umat minoritas. Untuk itulah kami berharap Mesir dan Indonesia dapat menggelar konferensi yang membahas tentang harmonisasi umat beragama,” harap Ashraf Sultan.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam kesempatan itu mengatakan hubungan Indonesia dengan Mesir sudah lama terjalin dengan baik. Mesir, lanjut Menag, merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Kami sangat menyambut baik dan senang bahwa kami diberi kesempatan dan diundang berkunjung ke Mesir dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara begitu juga dengan diundang berkunjung ke tempat pemantauan gerakan radikal di Mesir. Kami berterima kasih kepada pemerintah Mesir yang telah memberi perlindungan untuk mahasiswa Indonesia di Mesir,” kata Menag.
Indonesia dijelaskan Menag memiliki banyak agama dan budaya yang beragam. Problem saat ini norma degradasi dan ideologi ektremisme berkembang dengan cepat seiring hadirnya momen politik. Tiga tahun lalu ia berkunjung ke Mesir dan menyaksikan harmoni kehidupan keagamaan di Mesir.
“Indonesia perlu belajar dengan Mesir selain dengan negara Arab lainnya. Kami sudah menjalin kerja sama dengan UEA terkait Moderasi Beragama dan Islam moderat. Kami berharap kerja sama dengan Mesir. Kami menyakini dengan cara ini kita dapat menjaga nama baik Islam di mata dunia,” tandas Menag.Kemenag (***)