Religi

Kemenag – UI Kerjasama, Apa Tujuannya?

KEMENTERIAN Agama dan Universitas Indonesia (UI) menjalin kerja sama di bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Menag Yaqut Cholil Qoumas dengan Rektor UI Ari Kuncoro.

Penandatanganan MoU berlangsung di ruang rapat Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (15/4/2021). Hadir, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nizar, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani, serta civitas akademika Universitas Indonesia yang mendampingi Rektor.

“Alhamdulillah kita sampai pada waktu yang beberapa hari lalu kita ikhtiarkan bersama sama, penandatangan MoU antara Kementerian Agama dengan Universitas Indonesia. Saya senang karena penandatanganan ini akan sangat bermakna buat Kementerian Agama,” kata Gus Menag.

Menurutnya, kerjasama ini berkaitan dengan penyelenggaraan sejumlah program prioritas Kementerian Agama. Menag mengatakan, pihaknya telah merumuskan sejumlah program prioritas yang akan dijalankan mulai tahun ini.

Pertama, Moderasi Beragama. “MoU ini sangat bersentuhan dengan program penguatan moderasi beragama,” jelas Menag.

Kedua, Transformasi Digital. Menag berharap pelayanan di Kementerian Agama ke depan lebih banyak dilakukan secara digital. “Walaupun ada pertemuan secara fisik, tapi akan lebih banyak pertemuan secara digital,” jelasnya.

Ketiga, Revitalisasi KUA. Menag merasa KUA sebagai ujung tombak Kementerian Agama belum optimal dalam pelayanan. Untuk itu, Kemenag akan melakukan revitalisasi, mengubah wajah KUA agar bisa melayani seluruh kepentingan umat beragama.

Keempat, saat ini sedang dibangun Cyber Islamic University (CIU). CIU ini adalah universitas yang 100% daring, tidak ada pertemuan fisik, kecuali wisuda. Pelaksanaan program ini juga dikerjasamakan dengan Dankook University Korea. “Kami melihat Universitas Dankook ini yang memiliki sistem pengajaran 100% daring dan kegiatan ini kami lakukan sebagai bagian dari afirmasi kami terhadap guru madrasah,” ujar Menag.

“Kita tahu penghasilan guru-guru madrasah terbatas, sehingga kalau keluar kota harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sementera untuk tinggal di kota tidak memungkinkan karena letak madrasah itu banyak di pedalaman,” imbuhnya.

Cyber Islamic University ini menjadi jawaban atas kendala yang dialami guru-guru madrasah untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi, tanpa harus meninggalkan sekolahnya. “Program ini sudah mulai berjalan, September sudah bisa menerima mahasiswa baru. Homebasenya sementara di Universitas Syech Nurdjati Cirebon,” terang Menag.

Kelima, Program Kemandirian Pesantren. MoU dengan UI ini, kata Menag, sangat relevan dalam konteks meningkatkan kemandirian pesantren. Sebagai amanat undang-undang, kemandirian pesantren menjadi tanggung jawab sosial bersama.

“Selama ini pesantren menjadi benteng pertahanan terakhir bagi isu-isu ekstremisme dan intoleransi. Jangan sampai mereka yang menjadi benteng pertahanan ini tidak sempat dipikirkan,” kata Menag.

Gus Menteri menambahkan, sesuai arahan Presiden, tahun 2022 akan dicanangkan sebagai tahun toleransi. “Kami sudah siapkan peta jalannya. Harapannya dengan MoU ini akan ketemu momentumnya. Mudah-mudahan MoU ini tidak hanya berhenti pada penandatanganan, tapi juga bisa dilaksanakan dengan baik,” tutup dia. Kemenag (***) Ril

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com