PEMERINTAH memberikan perhatian kepada industri perfilman. Bahkan, bioskop sudah dapat dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Meski demikian antusiasme masyarakat untuk kembali menonton di bioskop memang belum pulih seperti dulu kala. Namun langkah untuk memulihkan ekonomi nasional terus dilakukan Pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mnyatakan bioskop bisa lebih gencar lagi menggaungkan bahwa nonton di bioskop akan tetap aman dengan memperhatikan protokol kesehatan.
“Kalau stigma itu bisa sampai ke publik, mereka akan kembali berani nonton di bioskop. Penuhi persyaratan itu, nanti akan kita dorong,” ujarnya saat menerima audiensi pelaku industri kreatif khususnya perfilman di Loka Kretagama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, melansir situs resmi kominfo, kemarin.
Presiden, katanya secara langsung telah memberi arahan kepada saya, khusus untuk industri perfilman, pekerja film dan pekerja budaya. Maka dari itu kehadiran ini sangat penting. “Saya juga sudah menerima usulan-usulan yang telah disampaikan teman-teman kepada Bapak Presiden,” kata Menko Airlangga.
Pada kesempatan tersebut itu Menko Airlangga didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang. Mereka menerima masukan insan perfilman mengenai data 90% pemasukan industri perfilman berasal dari bioskop yang merupakan hilir dari industri ini. Mereka menerangkan bahwa pemutaran film melalui digital platform atau streaming belum bisa memenuhi kebutuhan produksi film.
Ramainya bioskop memiliki efek sampai ke pekerja film sehingga kampanye menonton film di bioskop perlu digaungkan. Selain itu, mereka pun menyampaikan usulan stimulus pengalokasian dana pemulihan ekonomi nasional demi mendukung industri perfilman Indonesia.
Perwakilan tersebut menyampaikan bahwa pada tahun 2016, terdapat 2.418 jumlah usaha yang bergerak di sub-sektor film, animasi dan video, dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 2019 diproyeksikan lebih dari 50.000 orang.
Dalam kesempatan kali ini perwakilan dari perfilman menyampaikan bahwa sejak industri film diangkat dari Daftar Negatif Investasi (DNI) di tahun 2016, industri film Indonesia mengalami peningkatan 20% dari segi investasi. Pada akhirnya industri film tanah air mampu tumbuh dan masuk dalam 10 industri film terbesar di dunia. Hal ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah industri perfilman Indonesia. Mereka mengharapkan pencapaian ini tidak hanya menjadi kenangan.[***]
ril