INOVASI dalam pengolahan kelapa sawit menjadi bensin atau Bahan Bakar Nabati (BBN) oleh Pemerintah Kabupaten Muba tidak hanya menyedot perhatian nasional, namun juga ada delapan negara tertarik dengan inovasi tersebut.
Hal itu terungkap saat diskusi virtual Musi Banyuasin 2030: Menuju World Capital of Sustainable Energy Based on Palm Oil Hasil Kolaborasi MarkPlus, Inc. dan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
Menurut Prof Chiaki Ogino dari Kobe University Japan mengaku terobosan iniasi inovasi Bupati Muba Dodi Reza Alex merupakan langkah konkret dan realitas dalam Penerapan Sains Teknologi dalam Mendorong Ekonomi Kreatif dan Keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Meningkatkan Daya Saing Masyarakat.
“Tentu ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, ini menjadi terobosan yang baru dan menjadi energi baru terbarukan yang sangat dibutuhkan di masa yang akan datang,” ujarnya belum lama ini.
Senada diucapkan Prof Dr Mohammed N Abduirazaq dari Management and Science University MSU. Ia menyebutkan, terobosan yang dilakukan Pemkab Muba ini sangat pantas dan wajib diikuti oleh negara yang memiliki perkebunan sawit.
“Ini terobosan yang sangat baik, kalau implementasinya nanti sudah dimulai tentu negara-negara penghasil kelapa sawit harus melakukan study di Kabupaten Muba,” ucapnya.
Wahyu Caesarendra ST MEng PhD dari Universiti Brunei Darussalam mengaku melalui seminar The 4th First 2020 International Conference menjadi salah satu solusi untuk mencari solusi menerapkan Sains Teknologi dalam Mendorong Ekonomi Kreatif dan Keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM). “Inisiasi inovasi biofuel Muba salah satu jawaban untuk realisasi ke depannya nanti,” sebutnya.
Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya menilai Musi Banyuasin (Muba) tidak hanya sebagai gudang energi tetapi juga memiliki sektor lain yang maju dan besar seperti pertanian. Kekayaan tersebut diharapkan mampu mendorong pemerintah Muba untuk optimalisasi pengelolaan serta produksi energi berkelanjutan untuk menyongsong tahun Indonesia emas dengan sustainable development goal.
“Muba punya potensi besar sebagai percontohan energi berkelanjutan bagi daerah hingga negara lain, contohnya program perkebunan rakyat,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk menyongsong visi 2030 tersebut harus dimulai dengan perencanaan program di tahun 2021 hingga 2030 yang diyakini sebagai tahun relief atau penuh bantuan mengingat investasi, ekspor, dan konsumsi masyarakat turun drastis. Sehingga diperlukan strategi untuk recovery dan membuat negara luar melirik Indonesia khususnya Musi Banyuasin.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin optimis daerah yang sedang dipimpinnya mampu menjadi ibu kota energi berkelanjutan berbasis kelapa sawit di tahun 2030.
Mengingat saat ini sudah berjalan beberapa program terkait keberlanjutan salah satunya produksi bensin dari kelapa sawit. Keunggulan ini untuk mencapai tujuan Muba di tahun 2025 menjadi nation of champion sustainable economy atau juara nasional tentang ekonomi berkelanjutan.
Ketua Panitia The 4th Forum In Research, Science, and Technology (First) 2020 International Conference, Rita Martini didampingi Koordinator Keynote Speaker, Martha Aznury mengatakan, seminar Internasional yang sudah keempat kalinya digelar ini dilakukan secara virtual atau online mengingat masih dihadapi pada pandemi COVID-19.
“Untuk Sumsel dan khususnya Indonesia, kami merasa sangat pantas dan pas mengundang pak Bupati Muba Dodi Reza menjadi keynote speaker. Beliau punya inovasi yang sustanaible dan Kepala Daerah di Sumsel yang sangat menguasai bahasa Inggris, mengingat pada seminar internasional nantinya pembicara akan menggunakan bahasa Inggris aktif,” bebernya.
Lanjutnya, tercatat ada 211 peserta yang ikut pada seminar The 4th First 2020 International Conference ini, dimana peserta yang terbanyak dari luar negeri yakni dari Malaysia dan Taiwan, sedangkan dari Indonesia diikuti praktisi, akademisi dan mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya dan Universitas Negeri Malang. [***]
Ril