PENCEGAHAN dan Penanganan dampak covid 19 yang telah dilakukan Pemkab Banyuasin dalam hal ini Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 di Kabupaten Banyuasin sudah berjalan sangat efektif. Karena semuanya sudah berjalan sesuai dengan Standar Operasi Prosedur (SOP) yang telah di tetapkan Pemerintah Pusat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Dra Lesti Nurainy, Apt.MKes yang melakukan kunjungan kerja ke Kantor Bupati Banyuasin dan diterima Wabup H Slamet, Sekda HM Senen Har, Selasa (1/7/2020) menilai kerja tim gugus tugas Kabupaten Banyuasin berjalan efektif menekan dan memutus rantai penularan wabah Covid-19 di Kabupaten Banyuasin.
Didampingi Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiology Indonesia (PAEI) Prof dr Hibsa Riduan dan Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia (BPRS) Provinsi Sumsel Prof Dr Hardi terang Lesti, tingginya jumlah orang yang terkonfirmasi covid 19, ini menunjukan Bupati dan jajarannya bekerja maksimal dan serius dalam menangani wabah ini.
“Dari data yang saya terima, kasus terkonfirmasi covid di Kabupaten Banyuasin per 29 Juni 2020 berjumlah 144 orang, sembuh 68 orang, ODP 111 orang dan OTG 778 orang. Ini bagus, artinya tim gugus bererja baik, “katanya.
Kadinkes Sumsel juga mengapresiasi Angka kesembuhan kasus COVID yang semakin meningkat, bahkan jumlah pasien yang sembuh sudah melebihi jumlah kasus aktif yakni pasien yang dirawat dan isolasi mandiri.
Begitu juga Angka Rt (reproduksi efektif) Kabupaten Banyuasin sudah turun dibawah 1. Nilai Rt idealnya adalah di bawah 1. Apabila Rt di suatu wilayah masih di atas 1, itu artinya virus masih berpotensi menyebar ke beberapa orang dan berpotensi menyebabkan lonjakan kasus. Sebagai contoh, Rt = 2 berarti satu orang yang terinfeksi bisa menulari rata-rata dua orang lainnya.
“Saya berharap angka Rt kurang dari 1 ini dapat dipertahankan hingga 14 hari berturut-turut, sehingga dapat disimpulkan COVID tidak lagi menjadi masalah, “katanya.
Dikatakan Kadinkes, Jumlah pemeriksaan swab Kabupaten Banyuasin yang tinggi. Jumlah pemeriksaan swab merupakan salah satu indikator kinerja dalam pemutusan mata rantai COVID. Kadinkes menekankan, dalam pemutusan mata rantai penularan suatu penyakit dilakukan melalui pendekatan 3 T, yaitu: Tracing (pelacakan kasus) agresif, Testing (pemeriksaan swab) yang massif, dan Treatment (isolasi dan perawatan).
“Usaha dari Pemkab untuk mengupayakan fasilitas pelayanan bagi pasien konfirmasi COVID, ODP dan PDP yang mencukupi sudah sangat baik. Kita lihat dari Angka positiv yang relatif rendah 10 persen bila dibandingkan dengan angka Propinsi, atau bahkan dibandingkan dengan Kabupaten lain. Keberhasilan ini kami apresiasi, “tegasnya.
Begitu juga Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiology Indonesia (PAEI) Prof dr Hibsa Riduan memberikan apresiasi kepada jajaran Pemkab Banyuasin. Menurut dia, pemeriksaan specimen cukup tinggi di Banyuasin lebih dari 50 persen mencapai 93 persen. Dengan banyaknya sample itu sangat bagus dan menunjukan tim gugus tugas dalam hal ini Dinas Kesehatan beserta para medisnya agresip dalam menangani kasus covid 19 tersebut.
“Jumlah kasus terkonfirmasi tinggi itu karena petugasnya agresif, ini sangat baik dalam upaya pemutusan mata rantai penularan, “katanya.
“Bukan berarti banyaknya kasus terkonfirmasi positif itu jahat atau gagal, namun itu didapat karena adanya kerja yang baik. Dan sebaliknya, sedikit kasus justru harus hati-hati karena 60 persen meninggal karena OTG, “jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyuasin H Slamet menegaskan bahwa pencegahan dan penanganan dampak covid dilakukan Pemkab Banyuasin bersama tim gugus secara baik dan terencanan. ” Semua kerja siang malam tanpa mengenal lelah, penyemprotan, pembagian masker, sosialisasi kepada masyarakat, posko, tenaga kesehatan, TNI, Polri semua kerja ini demi rakyat Banyuasin, “tegasnya.
Dijelaskan Wabup, imbas wabah Covid-19 mendera berbagai sektor tidak hanya kesehatan tetapi juga sektor perekonomian. Di situasi ini pemerintah Kabupaten Banyuasin dan pihak terkait terus berbuat untuk masyarakat.
“Anggaran yang sudah dirancang, dilakukan perubahan refucosing, dan kita bagi dalam tiga sektor yakni kesehatan dalam pencegahan dan penanganan korban covid, kemudian jaring pengaman sosial berupa BLT BB,BLT DD dan bantuan pangan, serta upaya pemulihan ekonomi, “katanya.
Dikatakan Wabup, bantuan sosial dampak covid 19 tahap ke 2 telah dikucurkan Pemkab Banyuasin, berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bantuan Bupati (BLT BB) kepada 22.952 KPM, BLT Dana Desa 43.014 KPM dan bantuan pangan 52.229 KPM. Sebelumnya Tahap 1 Miskin Baru (Misbar) 62.904 KPM dengan rincian BLT Dana Desa 38.075 KPM dan BLT BB 24.829 KPM.
“Total penerima bantuan sosial dari Pemkab Banyuasin berjumlah 118.195 KPM atau sekitar 80 persen lebih dari jumlah Kepala Keluarga yang tersebar di 21 Kecamatan dalam Kabupaten Banyuasin, ini luar biasa sekali, “tegasnya.
“Tujuannya agar perekonomian dan sektor lainnya di masyarakat dapat terserap baik dan merata sehingga tidak berpengaruh signifikan selama wabah pandemi Covid19 menimpa, “katanya lagi.
Apakah pembangunan di Banyuasin berhenti, lanjut Wabup tidak juga karena sejumlah sektor yang sudah dikerjakan tetap berjalan sebut saja pembangunan infrastruktur. ” Silahkan dilihat, pembangunan terus berjalan, “katanya.
15 Indikator
Kadinkes Rini Pratiwi menambahkan bahwa pihaknya berbicara data sesuai indikator kesehatan masyarakat menuju masyarakat produktif dan aman covid 19. Sedikitnya ada 15 indikator.
Penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari 144 kasus sampai 28 Juni 2020, terjadi penurunan kasus positif sebesar 4,5 persen. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDap selama 2 minggu terakhir dari puncak sebesar 38 persen. Lalu penurunan jumlah meninggal kurang dari 50 persen atau 40 persen.
Pasien positif yang dirawat di rumah sakit selama dua minggu ini juga turun 45,5 persen per 28 Juni 2020. Begitu juga kasus ODP dan PDP yang dirawat terjadi penurunan 23,1 persen.
“Yang menggembirakan, terjadi kenaikan jumlah kesembuhan dari kasus positif mencapai 15,6 persen dalam dua minggu ini. Kenaikan jumlah selesai pemantauan dari ODP dan PDP mencapai 33,3 persen, terang Doktor lulusan Unsri ini.
Perlu diketahui, jumlah pemeriksaan Spesimen yang pihaknya lakukan meningkat melebihi 50 persen yakni 93 persen dan positif rate kurang dari 5 persen dari seluruh sampel yang di periksa. “Artinya kerja keras yang kita lakukan sudah sangat baik, dan perlu terus ditingkatkan dengan dibarengi meningkatnya kedisplinan masyarakat dalam mengikuti protokol kesehatan, “tandasnya.[***]
Ril/des