SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Truk-truk bertonase besar dan kecil lalu lalang melintas di hampir diseluruh jalan protokol Kota Palembang. Bahkan lebih parah lagi tak mengenal waktu. Pemandangan ini dapat dijumpai hampir setiap hari, pagi, siang dan malam.
Dengan kondisi seperti itu, membuat warga Palembang pengguna jalan banyak yang mengeluh. Pasalnya mereka tak lagi nyaman berjalan kaki, dan menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat.
Selain truk- truk bertonase besar (truk tronton : peti kemas, pupuk Pusri, crude palm oil/CPO, dan truk –truk tronton pengangkut pipa proyek) yang menguasai jalan protokol. Jalan dipinggiran kota –pun saat ini sudah ramai dilalui dum truk pengangkut tanah serta material bangunan. Debu, asap hitam sudah menjadi santapan warga hampir setiap hari, bahkan parahnya lagi jalan pun rata-rata menjadi rusak.
Pantuan Sumselterkini.id, akhir pekan ini, beberapa jalan yang hampir setiap hari mudar mandir dilalui truk-truk bertonase besar tersebut, yakni jalur Peti Kemas dari Pelabuhan Boom Baru melintas Jalan Yos Sudarso, Pasar Lemabang, Jalan Bambang Utoyo menuju Komplek Pergudangan Bhanda Graha Reksa/BGR (Persero), Jalan RE Marthadinata disamping itu komplek pergudangan milik swasta serta base camp (pool) truk tronton yang tak jauh dari BGR.
Selain itu, truk peti kemas dari pelabuhan boom baru menuju PT Pusri, CPO menuju Pelabuhan Sei Lais, angkutan pupuk dari pabrik Pusri menuju daerah. Truk bertonase besar angkutan peti, kemas, CPO dan lainnya dari arah Jalan Patal Pusri menuju pabrik Pupuk Pusri, Jalan May Zen hingga Jalan Sutami dan Sei- Lais.
Disamping itu juga truk bertonase dapat dijumpai juga di seputar Kenten, Tanjung Api-api, Soekarno- Hatta, Jalan Pandji Noerdin, Basuki Rahmat- Demang Lebar Daun dengan tujuan akhir ke BGR atau Pelabuhan Boom Baru.
Julianto, Warga Kalidoni sangat mengeluhkan dengan kondisi jalan di Palembang beberapa tahun ini yang kian padat dikuasai truk bertonase besar dan kecil, bukan saja di seluruh jalan protokor, namun hampir disepanjang jalan perkampungan.
Selain jalan disesaki asam hitam dari knalpot truk tersebut, debu pun sangat menganggu pernapasan dan mata warga jika berjalan kaki serta menggunakan kendaraan motor. Mirisnya lagi banyak jalan yang rusak dan berlobang sehingga rasa nyaman sudah tidak ada.
“Kami sangat tidak nyaman lagi dan sangat terganggu, apalagi melihat truk tronton peti kemas dan angkutan lainnya sangat panjang yang kerap kompoi. Kecelakaan hingga menewaskan korbannya pun sering terjadi disini, sehingga sangat was-was jika warga melintas,”keluhnya.
Sementara, ungkapnya kemacetan jalan akibat jalan dikuasai seluruh truk itu juga sangat menganggu warga pengguna jalan, bahkan yang lebih mirisnya lagi tarkesan tak ada lagi batasan jadwal truk tersebut untuk beroperasi, siang, sore dan malam hari (24 jam) truk lalu lalang kompoi ketempat tujuan mereka.
Yang sangat mengesalkan lagi, akunya jika truk-truk tersebut sering stand by parkir di pinggir jalan, seperti salah satu contohnya truk tronton yang akan masuk ke BGR sering ditemui satu sampai truk yang parkir di badan jalan sehingga jalan menjadi sempit dan menimbulkan kemacetan panjang.
“Kemana pihak yang memiliki regulasi yang mengatur jalur lalu lintas, ? kemana ketegasan dan keadilan Walikota Palembang untuk menertibkan kendaraan tersebut, padahal jika mobil-mobil pribadi atau motor salah parkir saja di jalan protokor sudah diamankan, tetapi truk-truk yang panjangnya terkadar hampir hampir 10 meter parkir dan menganggu jalan tidak diamankan,”keluhnya lagi.
Hal senada ditambahkan Udin, Warga Jalan Harapan Jaya sangat takut sekali melihat kondisi seluruh jalan lebih banyak dikuasai truk bertonase besar. Apalagi di sepanjang Jalan May Zen, Sei Selayur – RE Marthadinata menuju Pusri banyak dikuasai angkutan truk pupuk dan peti kemas.
Belum lagi truk bertonase besar yang datang dari arah patal Pusri menuju Pusri dan BGR sudah sangat menakutkan pengguna jalan.
Parahnya lagi paparnya ketika hendak belanja di Pasar Lemabang, pagi, siang dan sore seperti Jalan Yos Sudarso, Bambang Utoyo Lemabang macet total.
Selain memang dipinggir jalan di pasar lemabang banyak ditemui pasar tumpah, becak dan angkutan umum, yang membuat parahnya lagi truk-truk peti kemas dan CPO memadati jalur tersebut hingga jalur tersebut bertambah macet.
“Sepertinya tidak mengenal waktu lagi, tengok saja semakin macet dan semrawut, truk tronton angkutan petikemas menyumbang kemacetan lebih parah di Jalan Pasar Lemabang,”tuturnya.
Apalagi lagi, menurutnya pemandangan itu dapat dilihat dari pukul 9.00 WIB hingga sore dan malam hari, Karena terkesan saat ini pemerintah hanya melakukan pembiaran atau cuek terhadap ketidaknyaman warga di jalan.
Dia menilai jika pemerintahnya tidak tegas dan cuek seperti ini, ke depannya pasti Kota Palembang semakin amburadul, bahkan celakanya lagi dengan kondisi ini nyawa masyarakat pengguna jalan terancam.