MESKI hanya tampil sekitar 20 menit, Ketua Dekranasda Sumsel Hj Feby Deru mengaku sangat puas menyaksikan penampilan Dekranasda Kota Lubuk Linggau yang terpilih mewakili Provinsi Sumsel dalam ajang peragaan busana pada Pameran Kriyanusa hari ke dua di Balai Kartini Jakarta, kemarin.
Ia berharap semangat Dekranasda kota Lubuk Linggau tersebut dapat menginspirasi kabupaten/kota lainnya di Sumsel untuk lebih termotivasi mengembangkan kain tradisional dan kerajinan mereka di daerah.
“Tahun ini Kota Lubuk Linggau, tahun depan kalau bisa giliran kabupaten/kota yang lain. Mulai sekarang kita memang harus lebih bersemangat mengembangkan kain-kain tradisional. Kain kita kan banyak ada batik, jumputan, limar dan songket. Gali terus kreatifitas kita di daerah serta lakukan inovasi. Saya yakin kain-kain Sumsel yang sangat indah ini bisa bersaing dan diminati masyarakat umum lainnya. Tadi kan bisa dilihat setelah diperagakan ternyata kain kita dari Lubuk Linggau tidak kalah dengan kain dari daerah lain,” ujar Feby bersemangat.
Dikatakan Feby moment keikutsertaan peragaan busana seperti ini sayang jika dilewatkan karena dengan cara inilah daerah bisa mengangkat kain lokal agar lebih dikenal secara nasional. Karena itu pula Ia tak segan memboyong 7 kabupaten kota se Sumsel yang memang siap untuk ikut pameran Kriyanusa 2019 pada 11-15 September di Balai Kartini Jakarta.
Pameran ini menurut Feby selain dijadikan alat promosi dan pemasaran bisa juga dimanfaatkan sebagai sarana belajar. Mengingat banyak sekali stand dari berbagai daerah di Indonesia yang ikut ambil bagian.
“Pemprov selalu mensupport supaya para UKM dari berbagai daerah ini bisa sekalian belajar. Karena songket dan kain ini bukan hanya terpaku sebagai kain padanan kebaya saja tapi bisa dimodifikasi menjadi baju pesta yang tak kalah cantik seperti kaftan, blouse dan lainnya” jelas Feby.
Di tempat yang sama, Ketua Dekranasda Kota Lubuk Linggau Yeti Oktarin mengaku tak butuh waktu terlalu lama untuk melakukan persiapan peragaan busana.
“Memang sebelumnya persiapan kain dan materi kami sudah punya. Jadi tinggal jalan saja dan Alhamdulillah Ketua Dekranasda Sumsel Ibu Feby sangat support jadi kami lebih percaya diri. Tanpa beliau mungkin kami belum berani tampil di kancah nasional,” ungkapnya.
Dikatakan Yetti, kain batik durian dan songket yang ditampilkan itu semua sudah dipatenkan sekitar tahun 2016. Tujuannya tak lain untuk menjaga kekayaan intelektual di Kota Lubuk Linggau.
“Sekarang batik durian ini semakin berkembang di daerah. Bahkan diminati masyarakat. Semoga ini menjadi permulaan kami untuk terus mempopulerkan kain ini dan mengembangkannya menjadi kain kebanggaan Lubuk Linggau,” jelasnya.
Selain Provinsi Sumsel yang diwakili oleh Kota Lubuk Linggau, peragaan busana tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan busana dari Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan lainnya. Peragaan busana dari Lubuk Linggau tersebut menampilkan busana hasil karya tiga desainer masing-masing Yuliana Fitri, Neera Alatas, dan Mike Safioen.
Dalam kesempatan itu, Hj Feby Deru tidak datang sendiri tapi hadir juga Walikota Lubuk Linggau Prana Putra Sohe, Ketua Dekranasda Kota Lubuk Linggau Yeti Oktarina Sohe, Ketua Dekranasda Kota Palembang Silviana Harnojoyo serta Duta Literasi Percha Leanpuri.[**]
Penulis : ril