DINILAI mengingkari janji kesepakatan yang dibuat secara bersama, puluhan Warga Desa Kijang kembali menutup akses Jalan Pembangunan Proyek Tol Kayuagung – Jakabaring, yang berada di Desa Terusan Laut Kecamatan SP Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sabtu (10/8/2019).
Bahkan warga juga akan melakukan aksi yang lebih nekat lagi dengan cara menemui Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo [Jokowi], pada saat meresmikan jalan tol Pematang Panggang – Kayuagung (PPKA), jika permintaan mereka tidak juga dipenuhi oleh pihak kontraktor pembangunan jalan tol.
“Tidak hanya dengan menutup akses jalan proyek tol saja, Jika nantinya, aksi kami warga Kijang Kecamatan SP Padang Kabupaten OKI, dibubarkan lagi dan kembali diberikan janji-janji palsu, maka kami akan mengadukan hal ini secara langsung dengan Pak Presiden Jokowi, saat dirinya datang meresmikan jalan tol PPKA,” ujar salah seorang perwakilan warga ketika diwawancara, Sabtu (10/8/2019).
Lebih lanjut ia mengatakan, kekecewaan kami [masyarakat Desa Kijang] sangat terasa sekali dan membekas menjadi sebuah ingatan yang menjadi pelajaran bagi kami. Tidak hanya satu ataupun dua kali, bahkan berkali – kali kami dibodoh-bodohkan dengan kata-kata dan janji-janji manis saja.
“Seperti halnya pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Desa Terusan Laut yang mereka janjikan, bahka hasil dari kesepakatan tersebut telah mereka tanda tangani kapan tanggal akan dibangunnya JPO tersebut. Namun kenyataannya hingga satu minggu lebih dari hari penanda tanganan perjanjian tersebut, pembangunan JPO belum juga dilakukan,” jelasnya sembari menambahkan bahwa saat ini warga telah beranggapan negatif, karena perjanjian hitam diatas putih saja mereka ingkar apa lagi janji – janji yang lainnya.
Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Desa Kijang, ketika diminta komentar terkait hal tersebut mengatakan bahwa pihak kontraktor pembangunan jalan tol Kayuagung – Jakabaring kurang serius untuk memenuhi permintaan masyarakat, ditambah kurang pekanya pihak humas dan juga petugas yang ada di lapangan dalam menyikapi permasalahan yang ada.
“Hal inilah yang membuat permasalahan menjadi rumit dan besar, sehingga masyarakat menduga bahwa pihak kontraktor ataupun PT. Waskita Karya, tidak serius memenuhi permintaan masyarakat. Bahkan yang lebih parahnya lagi, dugaan tersebut menguat lantaran pihak PT. Srimp tidak menepati janji tanggal pembangunan yang telah mereka sepakati dan tanda tangani,” ujarnya sembari menambahkan, ini juga akan berdampak pada janji-janji perbaikan jalan kabupaten yang rusak oleh aktifitas kendaraan proyek pembangunan jalan tol menurut sudut pandang masyarakat,” jelasnya.
Ditambahkannya juga, sebenarnya permasalahan yang dirasakan masyarakat secara individu sangat banyak sekali, akibat dari dampak yang ditimbulkan oleh proyek tol. Beberapa diantaranya dampak sadimentasi seperti pohon-pohon di kebun yang banyak mati, sawah yang gagal tanam ataupun panen, begitu juga dengan rumah warga yang retak, debu, banjir dan lain sebaginya semenjak adanya proyek tol. “Namun hal tersebut tidak kami besar-besarkan, terkecuali hal yang menyangkut masyarakat banyak,” jelasnya.
Terpisah Pjs Kades Terusan Laut, Alrasit ketika diwawancara menggatakan bahwa perjanjian kesepakatan kapan tanggal pembangunan JPO maupun jalan lingkar desa, telah ditanda tangani beberapa minggu yang lalu, dokumenya ada di arsip desa,” ujarnya singkat.
Terkait hal tersebut Kepala Proyek Seksi KAPB, PT. Waskita Karya, Okta Mulya Taher, ketika dihubungi melalui handphonenya belum bisa tersambung karena nomor yang bersangkutan dalam kondisi tidak aktif.[**]
Penulis : dra