Sumselterkini.co.id, Muaraenim – Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru dalam waktu dekat akan melayangkan surat edaran pada Bupati dan Wali Kota di Sumsel yang isinya meminta para kepala daerah itu agar dalam pengerjaan pengaspalan jalan wajib menggunakan campuran karet.
Hal tersebut diungkapkannya, disela-sela simulasi penghamparan aspal campuran karet diruas jalan lintas tengah Sumatera Simpang Kepur Kota Muara Enim yang masuk dalam rangkaian pencanangan Pembangunan Jalan Tol Indralaya-Muara Enim dan Muara Enim-Lubuk Linggau yang dihadiri langsung Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono, Selasa (9/4/2019).
“Saya bersama dengan Bapak Menteri PU dan Menteri Perhubungan sudah mendapatkan penjelasan tentang kebutuhan karet terhadap pembangunan jalan. Ini tidak serta merta kebijakan yang mendadak. Ini sudah melalui tahap penelitian kementerian PU. Sudah dua tahun ini meneliti, ternyata Sumatera Selatan adalah salah satu daerah yang sangat mungkin menyuplay karet untuk capuran aspal ini,” tegasnya.
Lebih lanjut Herman Deru menambahkan, terkait dengan hal itu. Dirinya sebagai gubernur akan membuat surat edaran kepada seluruh Bupati dan Walikota di Sumsel dan instansi vertikal agar akan melakukan hotmix termasuk jalan tol. Harus menggunakan aspal karet.
“Dan yang paling penting karetnya harus didapat dari Sumsel ini. Bukan karet yang beli dari tempat lain,” tambahnya.
Dia juga mengaku sebelumnya telah memberikan usulan agar karet produksi petani Sumsel dapat dimanfaatkan untuk membuat bantalan rel kereta api.
“Ini pedomannya sudah ada. Aku juga pernah usulkan pada pak Menteri. Bantalan rel sepur dulu kayu tembesu diganti beton. Aku mintak besok diganti dengan karet yang kaku itu pak, sehingga dia bisa fleksibel. Sehingga karet itu tidak hannya jadi barang-barang yang konsumtif tapi juga jadi barang melengkapi infraatruktur,” tandasnya.
Pada simulasi penghamparan aspal karet ini. Menteri PUPR dan Menhub RI bersama Gubernur Sumsel H Herman Deru mempraktekan pengaspalan jalan dengan menggunakan alat berat.
Untuk diketahui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan uji coba penggunaan karet alam untuk pembangunan jalan. Uji coba dilakukan di beberapa wilayah seperti di kawasan Bogor dan Sumatera Selatan.
Sebelumnya Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Danis Hidayat mengatakan, campuran karet alam dan aspal diaplikasikan untuk pembangunan jalan sepanjang 10 Kilometer (Km) di Sumsel. Hasilnya, aspal dengan campuran karet lebih kuat dibanding tanpa campuran karet.
“Kinerjanya lebih baik 50 persen dari ukuran kinerja aspal. Itu bisa diukur dari kelelehan, stabilitas, kekuatan terhadap kertas, kekuatan terhadap alur bisa lebih dari 50 persen,” ujarnya.
Danis mengatakan, produk dalam bentuk lateks atau karet padat itu tidak bisa langsung dicampurkan. Sebab, harus melalui proses pra pencampuran sehingga mudah dicampur dengan aspal dengan metode mixing plan.
“Tetapi lagi-lagi produk yang ada dalam bentuk lateks atau karet padat itu tidak bisa langsung dicampurkan. Karena harus melalui proses pra pencampuran sehingga mudah dicampur dengan aspal mixing plan,” jelasnya.
Danis menambahkan, karena belum skala industri aspal dicampur dengan karet bisa naik 30-40 persen.
“Misalnya aspal biasa tanpa karet Rp 8.000 per kg, waktu diuji coba dicampur karet Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per kg atau naik 30-40 persen,” tandasnya.