Sumselterkini.co.id, Palembang – Pendidikan merupakan hak setiap warga negara dan tentunya pendidikan harus dibarengi dengan fasilitas memadai serta lingkungan yang bersih, agar suasana belajar terasa nyaman untuk siswa saat menyerap ilmu dalam proses belajar, tentu perlu dukungan dari semua pihak terutama pemerintah.
Namun sebaliknya kondisi aman dan nyaman itu tidak dirasakan oleh siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Palembang, pasalnya hampir setiap hari mereka disajikan dengan bau aroma busuk yang menyengat dari limbah pabrik tahu yang beroperasi tak jauh dari sekolah tersebut.
Kondisi menghirup udara yang tak bersih tersebut seperti sudah menjadi sarapan pagi mereka.Bahkan sampai-sampai bocah usia dini tersebut banyak mengenyam pelajaran sembari hidungnya ditutup masker guna menghindari bau aroma yang tidak sedap dari limbah pabrik tahu tersebut.
Ironisnya, Kepala Sekolah SDN 3 Palembang, Marlena Rahman mengaku akibat dari masalah itu, tahun lalu jumlah siswanya berkurang dari 145 siswa menjadi 129 siswa. Rata-rata dalam satu kelas Rombongan Belajar (Rombel) mencapai 18-20 siswa.
Belum lagi dengan kondisi sekolah saat hujan mengalami banjir, akibat penutupan jalan dari perumahan.
“Anak anak pindah karena akses jalan menuju sekolah banjir dan bau aroma busuk limbah tahu sangat menyengat. Siswa tidak bisa fokus belajar,” ujarnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, kemarin.
Ia menceritakan, dulunya aroma busuk dari limbah pabrik tahu itu tak begitu menyengat, namun sekarang ini sangat menganggu, karena semakin menyengat dan terasa dihidung.
Pasalnya parit tempat limbah yang mengalir sudah ditutup oleh perumahan sehingga saat turun hujan yang deras, limbah tahu naik dan menutupi akses jalan ke sekolah. Bahkan di saat musim kemarau baunya semakin menyengat.
“Jadi serba salah,musim hujan dan kemarau, kondisi aroma busuk tersebut tetap terasa,”keluhnya.
Marlena mengungkapkan, pada saat Kampanye Pilkada Pak Harnojoyo dan Ibu Finda pernah kesini, pihaknya sudah minta solusi, namun sampai sekarang belum ada solusinya.
Dia berharap tahun ajaran baru nanti, jumlah siswa bertambah dan berharap Pak Walikota bisa mencarikan solusi dari permasalahan ini.
“Kita kasihan dengan siswa, bagaimana mereka bisa fokus belajar kalau setiap hari menghirup aroma busuk yang sanga pekat dihidung,” terangnya.
Terpisah, saat menghadiri Acara Sunatan Massal di Dop PTBA Kertapati, Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda merespon cepat terkait permasalahan itu.
Dia menduga limbah pabrik tahu itu menjadi inti masalah yang menyebabkan proses belajar dan mengajar siswa terganggu di SDN 3 Palembang, kawasan Bukit Besar Palembang.
“Sebenarnya dulu sudah pernah kita kunjungan dan sidak kesana dan sudah menyampaikan ke instansi langsung dan masyarakat disana harus membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terkait masalah limbah tahu,” ungkap Wawako Palemban.
Finda mengakui juga sebenarnya sudah mendengar banyak sekali yang sudah dilakukan oleh yang pengusaha dan instansi terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan membuat IPAL. “Kalau memang masih ada yang nakal tentu saja ini akan menjadi koreksi buat pihaknya,”tegasnya.
Jika memang tidak mengikuti dan mengindahkan apa yang sudah Pemkot Palembang lakukan, tentu nanti ada sanksi – sanksinya, lebih kurang penutupan atau pencabutan izin usaha.
“Nanti kita akan sidak dan mempertanyakan apa mereka belum mempunyai IPALyang sesuai dengan aturan yang ada,” terangnya.[**]
Penulis : Faldy