Sumselterkini.co.id, Palembang –Permasalahan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas Elpiji yang tidak merata dibeberapa daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) masih menjadi perhatian serius untuk pemerintah provinsi (Pemprov) Sumsel.
Apalagi ada beberapa desa di Sumsel yang berada di daerah perairan, seperti di Musi Banyuasin [Muba] Kabupaten Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir. Mereka biasanya mengeluh, jika pasokan BBM sulit diperoleh, terutama untuk para nelayan.
Robert Hari, Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Prov. Sumsel mengakui beberapa daerah khususnya di daerah terpencil penyaluran BBM dan elpiji masih terbatas dan harga terkadang lebih mahal.
General Manager PT Pertamina (Persero) MOR II Sumbagsel, Primarini menambahkan kondisi pendistribusian di Sumsel memang masih belum merata.
Oleh sebab itu untuk mengatasi masalah pasokan BBM yang tidak merata, pihaknya akan mengkoordinasikan ke Pemprov di daerah mana saja yang belum ter cover.
Sementara ini costumer bisa menggunakan channel 135 dari Pertamina untuk menjawab masalah – masalah terkait dengan pendistribusian.
“Channel 135 ini bisa juga, digunakan untuk pengaduan, baik itu masalah pendistribusian dan kalau ada praktek – praktek mencurigakan semisal penimbunan atau pengoplosan, kita siap untuk terima laporan itu dan akan kita tindak lanjuti,” tegasnya saat ditemui di Zury Hotel Palembang, Kamis (14/2/19).
Untuk detailnya, di daerah mana saja titik – titik pendistribusian yang belum terjangkau, Ia mengaku Pertamina belum mengetahui dan masih menunggu informasi dari pihak terkait.
Sementara terkait harga, Pertamina sudah memberlakukan harga yang sama di setiap SPBU dan pendistibusian Elpiji, karena memang sudah di atur.
Sedangkan mengenai kuota BBM di Sumsel per kabupatennya sudah keluar, tapi untuk Elpiji memang belum, meetingnya baru minggu depan di Pusat, dan baru akan di atur, dari Pihak Pemprov Sumsel agar Pertamina dan distributor berkoordinasi dengan Pemprov untuk angka kuota Elpijinya yang Pas.
“Karena Kuota Subsidi ini kan, tidak boleh berlebih atau kurang,” terangnya.
Ketua DPC Hiswana Migas Palembang, Alvis Pardin, menjelaskan Hiswana sebagai pihak Agen dari Pertamina memiliki peran menyelaraskan kebijakan – kebijakan pemerintah dan Pertamina hingga anggotanya.
Dia mengakui kendala keterlambatan distribusi tersebut, sebenarnya di pengaruhi faktor geografis.
“Daerah Sumsel ini banyak anak sungai, namun penyediaan sarana umum, seperti jalan masih banyak terkendala dengan keadaan cuaca, contoh daerah pedalaman OKI daerah sungai menang dan lainnya. Namun sebenarnya itu permasalahan teknis saja, bukan masalah distribusi,” jelasnya.
Oleh sebab itu Pertamina dan Pemda dalam pertemuan ini bertujuan menjacari jalan keluarnya sehingga dapat saling mendukung.[**]