SUMSELTERKINI.CO.ID, JAKARTA -Presiden Joko Widodo kembali mencalonkan diri untuk Pemilihan Presiden tahun 2019 mendatang, dan telah menunjuk ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Maruf Amin, sebagai calon wakil presiden pada tanggal 9 Agustus lalu.
Ditunjuknya Maruf Amin sebagai cawapres, tentunya memunculkan perbincangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, baik di dunia nyata mau pun di sosial media.
Pemantauan sosial media yang dilakukan oleh perusahaan media intelligence Isentia, menunjukan sebanyak 93,353 postingan mengenai Maruf Amin dalam dua bulan terakhir ini, yaitu pasca diumumkan pada 9 Agustus hingga 17 Oktober 2018 kemarin.
“Namun volume perbincangan seputar Maruf Amin mencapai puncak tertinggi sekitar seminggu setelah penunjukannya diumukan secara resmi oleh Presiden Jokowi,” jelas Rendy Ezra, Insight Manager Isentia di Jakarta, Kamis (18/10/2018)
Dalam perbincangan yang 92,5%-nya berlangsung di Twitter ini, kebanyakan netizen berspekulasi dan bertanya-tanya mengenai alasan Jokowi memilih Maruf Amin sebagai pendampingnya di Pilpres mendatang.
“Namun, 63% dari nada perbincangan ini bersifat netral dan 30% positif. Sementara hanya 11% saja dari perbincangan tersebut yang bernada negatif,”tambahnya. Selain Twitter, 6,7% perbincangan berlangsung di Facebook, serta Instagram dan penggunaan berbagai blog juga forum sebesar 0,46% dan 0.36 %.
Sekedar informasi Isentia merupakan perusahaan analisa dan monitoring media berbasis Australia, didirikan pada tahun 1982 di Melbourne oleh Neville Jeffress.
Saat ini, Isentia tercatat dalam bursa saham Australia dan telah memiliki 18 kantor cabang di Melbourne, Canberra, Brisbane, Adelaide, Perth (Australia), Wellington dan Auckland (New Zealand), Kuala Lumpur (Malaysia), Singapore, Jakarta (Indonesia), Manila (Filipina), Hoi Chi Minh City (Vietnam), Bangkok (Thailand), Hong Kong, Beijing dan Shanghai (China), Taipei (Taiwan), serta Seoul (Korea Selatan).
Sumber : Warta Ekonomi.co.id