JUMAT pagi (17/10/2025), halaman SD IT An-Nuriyah Sekayu ramai bukan main, bukan karena upacara atau pembagian rapor, tapi karena ratusan anak sedang unjuk gigi, secara harfiah. Ya, Bunda Literasi sekaligus Ketua TP PKK Kabupaten Muba, Hj. Fatimah Toha, hadir membuka Bakti Sosial Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Muba yang mengusung tema “Gigi & Gusi Sehat, Indonesia Hebat”.
Dari kejauhan, Bunda Fatimah tampak berbaur bersama anak-anak. Tak ada jarak, tak ada protokol kaku, hanya senyum, tawa, dan semangat yang menular lebih cepat daripada kabar diskon di akhir bulan.
“Anak-anak ini luar biasa, lihatlah, senyum mereka itu jujur dan penuh makna,” kata Bunda Fatimah sambil menatap deretan wajah kecil yang antusias.
“Senyum yang sehat itu bukan sekadar urusan gigi putih, tapi tanda anak-anak kita punya kepedulian dan rasa percaya diri. Itu juga bentuk literasi, literasi kesehatan,”
Beliau kemudian menambahkan dengan gaya yang ringan tapi penuh pesan, “Kadang kita terlalu sibuk mengajari anak membaca huruf, tapi lupa mengenalkan mereka pada tanda-tanda tubuh sendiri. Literasi sejati itu bukan cuma bisa baca buku, tapi juga bisa ‘membaca diri’, mulai dari kebersihan, kesehatan, sampai sikap hidup yang baik”.
Suasana pun meleleh antara kagum dan terhibur, apalagi saat Bunda Fatimah nyeletuk. “Kalau gigi sehat, senyum jadi aset, tapi kalau bolong, nanti senyumnya nyangkut di tengah jalan!”
Anak-anak langsung pecah tawa, beberapa bahkan menutup mulut, refleks, mungkin sambil mikir “Aduh, gigi aku masih bolong satu nih, Bu…”
Di tengah edukasi dari dokter-dokter gigi PDGI Muba, Bunda Fatimah kembali menegaskan pentingnya memulai kebiasaan sehat sejak dini. “Kalau anak-anak terbiasa rajin sikat gigi dua kali sehari, itu bukan cuma kebersihan, itu bentuk disiplin dan cinta diri, anak yang bisa menjaga dirinya sendiri, nanti juga bisa menjaga lingkungannya”.
Beliau juga menyelipkan semangat khasnya soal peran literasi dalam kehidupan sehari-hari. “Literasi itu luas, literasi kesehatan, literasi digital, literasi finansial, semuanya penting. Tapi fondasinya tetap satu, kesadaran, dan kesadaran itu bisa dimulai dari hal paling sederhana, seperti menyikat gigi sebelum tidur”.
Pernyataan itu membuat para guru dan orang tua yang hadir ikut manggut-manggut, memang benar, kadang hal kecil yang kita anggap sepele justru membentuk karakter besar di masa depan.
Ketua PDGI Cabang Muba, drg. Stepani Alpina, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemkab Muba dan TP PKK. “Kami ingin anak-anak tak takut lagi ke dokter gigi, justru merasa senang, karena dokter bukan menakutkan, tapi menyehatkan,” ujarnya.
Dan Bunda Fatimah langsung menimpali cepat. “Nah, benar itu!, kalau dokter gigi datang, jangan lari, lari itu olahraga, bukan solusi, kalau gigi sakit, ya diperiksa, bukan ditinggal!”.
Tawa pun pecah lagi, bahkan para dokter yang biasanya serius pun tak kuasa menahan senyum.
Bunda Fatimah menutup kegiatan dengan pesan penuh makna, “Senyum itu cerminan hati, tapi kalau gigi nggak dirawat, senyum bisa salah makna. Mulailah dari diri sendiri, dari hal kecil. Karena bangsa besar dibangun dari kebiasaan baik warganya, termasuk rajin sikat gigi”.
Ia pun mengajak seluruh pihak terus mendukung kegiatan seperti ini agar menjangkau lebih banyak sekolah di Muba. “Saya ingin setiap anak Muba jadi Duta Senyum Sehat. Biar bukan cuma pintar baca buku, tapi juga pintar menjaga tubuh”.
Kegiatan Bakti Sosial PDGI Cabang Muba bukan sekadar tentang gigi dan gusi, tapi tentang membangun generasi yang sadar diri dan cerdas menjaga kesehatan. Lewat pendekatan yang jenaka tapi mengena, Bunda Literasi Hj. Fatimah Toha berhasil mengubah sikat gigi menjadi simbol literasi karena dari senyum yang sehat, lahir pikiran yang kuat.
Dan seperti pepatah lama yang diubah sedikit versi Muba. “Sikat gigimu setiap hari, sebelum masalah hidup ikut numpuk di sana”.[***]