Pendidikan

“Rebutan Kursi di Angkot Aja Nggak Seganas Ini, Kuota Kerja Singapura Cuma 200!”

ist

KALAU biasanya orang rebutan kursi kosong di angkot sore hari sampai sikut-sikutan, kali ini Pemkab Muba lewat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) bikin rebutan yang lebih berfaedah, program pelatihan caregiver gratis dengan peluang kerja ke Singapura. Kuotanya?, cuma 200 orang. Siapa cepat, dia dapat.

Program ini hasil kolaborasi Pemkab Muba dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI, Kementerian PPPA, dan BP2MI. Kepala Disnakertrans Muba, Herryandi Sinulingga, nyebut program ini bukan sekadar pelatihan, tapi juga tiket emas untuk masa depan.

“Ini peluang langka. Kami ingin masyarakat Muba, khususnya perempuan, bisa meningkatkan kompetensi sekaligus meraih karier internasional,” ujarnya.

Kebayang nggak?, kegiatan sehari-hari ibu rumah tangga seperti nyapu, ngepel, atau bikin teh manis bisa berubah jadi keahlian berstandar Internasional. Bedanya, kalau biasanya ngomong, “Mak, minum obat dulu,” nanti bisa naik kelas jadi, “Please take your medicine, Grandma”

Bahkan Bupati Muba H. M. Toha Tohet menegaskan, program ini bentuk nyata komitmen daerah membuka akses kerja global. “Kami ingin masyarakat Muba jadi bagian dari rantai pasok internasional,” katanya.

Syarat Pendaftaran (Lengkap Biar Nggak Salah Paham)

Nah, biar nggak asal nebak, berikut syarat jadi peserta perempuan minimal usia 25 tahun. Pendidikan minimal SMA/SMK atau sederajat. Sehat jasmani dan rohani (nggak gampang masuk angin). Bahasa Inggris dasar (nggak harus aksen British, asal bisa komunikasi) dan Komitmen ikut pelatihan 1 bulan penuh di BBPVP Bekasi.

Tahapan seleksinya pun berlapis, mulai dari webinar sosialisasi, isi formulir online, wawancara dan kurasi, tes kesehatan, baru kemudian pelatihan intensif.

“Kesempatan itu ibarat nasi anget, kalau kelamaan dibiarkan ya jadi basi”, pas banget buat program ini. Kuotanya terbatas, kalau mikir kelamaan ya dimakan orang lain.

Kalau dipikir-pikir, ada tiga alasan kenapa program ini penting banget, peluang ekonomi, gaji caregiver di Singapura jelas lebih tinggi dibanding kerja serabutan di kampung. Uangnya bisa dipakai untuk sekolah anak, bangun rumah, bahkan buka usaha, selain itu pengalaman Internasional karena kerja di luar negeri bikin mental lebih kuat, cara pikir lebih luas, dan tentu saja memperkaya CV.

Dan pemberdayaan Perempuan, yakni program ini khusus buat perempuan. Jadi selain dapet kerja, mereka juga jadi contoh nyata bahwa perempuan bisa mandiri, sukses, dan bikin bangga keluarga.

Hidup itu pilihan, ada yang nyaman di zona aman, ada yang siap ambil langkah berani. Jadi caregiver di Singapura memang butuh tekad, tapi hasilnya bisa mengubah nasib. Ingat pepatah “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,”

Program caregiver ke Singapura ini bukan sekadar lowongan, tapi gerbang masa depan, dari Muba, perempuan bisa melangkah ke dunia internasional, dapat gaji dolar, pengalaman global, dan skill yang abadi.

Kuotanya cuma 200. Jadi, jangan sampai rebutan kursi angkot lebih bikin semangat daripada rebutan kursi menuju Singapura.[***]

Terpopuler

To Top