BEGITU mendengar kata politik, banyak yang langsung menghela napas, ingat debat kusir, kampanye penuh jargon, sampai kisah rebutan kursi. Namun kisah dari Prodi Ilmu Politik UIN Raden Fatah Palembang justru terbalik. Alih-alih gaduh, mereka sedang sibuk menorehkan prestasi lewat komitmen mutu akademik.
Pada kegiatan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) digelar 16–19 September 2025 di Gedung Academic Center, Kampus Sudirman, Prodi Ilmu Politik berhasil menyabet predikat Auditi Program Studi Terbaik, bukan kaleng-kaleng, penghargaan ini lahir dari serangkaian audit mutu internal (AMI) yang dikenal detail dan ketat.
Singkatnya, kalau di dunia politik ada pemilu, sebagai ujian rakyat, maka di dunia kampus ada AMI sebagai ujian mutu, dan Prodi Ilmu Politik ini sukses lolos dengan angka penuh.
Penghargaan ini tidak turun dari langit, ia lahir dari perjalanan panjang di ruang kuliah, rapat dosen, hingga kerja administrasi yang sering dianggap sepele tapi justru krusial. Ada pepatah bilang “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Nah, itulah yang dilakukan dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa Prodi Ilmu Politik, mereka gotong royong membangun budaya mutu.
Ketua Prodi, Ryllian Chandra Eka Viana, menjelaskan penghargaan ini hasil kerja kolektif. Alhamdulillah, ini berkat seluruh civitas akademika. Terima kasih untuk pimpinan FISIP, GPMP, GPMF, dosen, tendik, hingga mahasiswa. “Kami akan terus meningkatkan mutu pembelajaran dan tata kelola akademik,” ujarnya dengan wajah yang lebih berseri dibanding mahasiswa yang baru lulus sidang skripsi.
Menariknya, penghargaan ini sekaligus jadi tamparan halus untuk persepsi negatif soal politik, kalau politik di panggung Nasional sering dicap penuh drama dan intrik, politik di kampus justru sebaliknya, berbasis data, laporan, dan konsistensi sistem penjaminan mutu.
Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Mukti Ali, bahkan menegaskan AMI bukan sekadar formalitas, tapi instrumen penting untuk memastikan standar perguruan tinggi sesuai regulasi nasional maupun kebijakan internal.
Dengan kata lain, Prodi Ilmu Politik membuktikan politik bukan hanya tentang retorika, tapi juga soal tata kelola yang terukur. umapanya, kalau sistem audit mutu ini diterapkan di dunia politik praktis, mungkin rapat DPR jadi lebih cepat, janji kampanye bisa dievaluasi secara objektif, dan rakyat tidak perlu lagi bermain tebak-tebakan, soal mana yang nyata dan mana yang sekadar wacana.
Prestasi ini menunjukkan Prodi Ilmu Politik UIN Raden Fatah punya dua modal besar, komitmen dan konsistensi. Dua hal ini jarang berjalan bareng di dunia nyata, tapi ternyata bisa dipraktikkan di dunia akademik.
Pertama, komitmen mutu pendidikan, mereka sadar, tantangan ke depan bukan sekadar melahirkan lulusan, tapi lulusan yang berdaya saing. Dengan mutu akademik yang terjaga, Ilmu Politik tidak hanya jadi jurusan pengamat politik yang jago bicara di televisi, tapi juga jadi pusat kajian serius yang melahirkan solusi.
Kedua, konsistensi tata kelola akademik, audit mutu ini tidak sekali lalu selesai, aa siklus yang harus diulang tiap tahun. Jadi Prodi Ilmu Politik ibarat pelari maraton, bukan sprinter, dan prestasi ini adalah checkpoint, bukan garis finish.
Rebutan kualitas
Di sinilah nilai tambahnya, mereka tidak puas hanya dengan penghargaan, justru penghargaan ini jadi bahan bakar baru untuk terus berinovasi. Kalau kata pepatah “Air tenang menghanyutkan”. Kelihatannya adem-ayem, tapi diam-diam Ilmu Politik sedang membangun reputasi serius.
Oleh karena itu, apa yang dilakukan Prodi Ilmu Politik UIN Raden Fatah sebenarnya bisa jadi senjata politik baru, bukan untuk rebutan kursi, tapi rebutan kualitas. Bayangkan jika semua prodi di kampus berlomba bukan sekadar jumlah mahasiswa, melainkan mutu pembelajaran dan tata kelola. Dampaknya bukan hanya untuk reputasi universitas, tapi juga untuk kualitas lulusan yang terjun ke masyarakat.
Lebih jauh, keberhasilan ini bisa jadi inspirasi bagi dunia politik di luar kampus, bahwa politik tidak harus selalu gaduh, asal ada standar mutu yang jelas, pengawasan yang konsisten, dan budaya evaluasi yang sehat.
Prestasi Prodi Ilmu Politik UIN Raden Fatah ini membuktikan politik bisa bicara hal-hal baik, bukan sekadar arena perebutan kepentingan, tapi juga wadah untuk menunjukkan komitmen mutu. Dari ruang kuliah, rapat dosen, hingga ruang audit mutu, semuanya dirajut jadi cerita inspiratif.
Pada akhirnya, dari ruang kuliah itulah mereka berhasil melangkah ke panggung penghargaan, siapa sangka dibalik buku teori politik yang tebal dan kelas-kelas penuh debat, justru lahir teladan tentang konsistensi mutu. Politik pun bisa jadi contoh, bukan sekadar bahan tontonan.[***]