KIWI merek -ku, aku semir sepatu termasuk legendaris, usia ku? Jangan tanya, bro, aku sudah nongkrong di rak warung sejak puluhan tahun, saat kamu masih main kelereng sambil pakai celana kolor motif kotak-kotak, dari dulu sampai sekarang, tugasku satu bikin sepatu mengkilap, kinclong kayak wajah orang habis gajian.
Aku ini ibarat kopi hitam, tampak sederhana, tapi bikin hidup lebih bersemangat. Orang tua dulu kalau ke kondangan nggak mungkin lupa olesin aku ke sepatu. Kalau nggak, sepatunya pucat pasi, kalah kinclong sama rambut disasak Tante sebelah rumah.
Pepatah lama bilang“Sepatu yang mengkilap, membuka jalan seluas-luasnya”. Itu benar adanya, banyak orang dulu percaya, kalau sepatunya kinclong, rezeki pun ikut datang. Lha gimana nggak, bos kantor jadi terkesan, calon mertua jadi klepek-klepek, bahkan tukang parkir pun rela kasih senyum ekstra. Semua berkat aku, si Kiwi.
Puluhan tahun, aku pertama kali muncul di rak kayu warung depan gang, bungkusku hitam dengan logo burung Kiwi, sederhana tapi berwibawa. Anak-anak kecil sering ngintip aku, nyangka aku itu coklat padat. Untung nggak ada yang coba gigit, kalau nggak, bisa-bisa mereka langsung ngecap, “rasanya mirip oli mesin campur kopi pahit”.
Di era itu, bapak-bapak biasanya punya ritual sakral setiap minggu pagi ambil aku, gosok sepatu kulitnya, terus cermin di ruang tamu jadi korban buat ngecek kilap. Kalau sepatunya udah bisa dipakai buat ngaca kumis, berarti misi berhasil.
Aku sering ketawa sendiri, soalnya tiap kali sepatu hitam sudah mengkilap, pemiliknya jalan keluar rumah dengan dada membusung. Persis ayam jantan baru menang sabung.
Hidup itu sebenarnya mirip dengan menyemir sepatu, kalau kamu malas nyemir, sepatu jadi kusam, reputasi juga ikut meredup. Tapi kalau rajin gosok, sepatu bercahaya, langkah pun jadi percaya diri. Sama kayak hidup, kalau kamu rajin rawat diri dan jaga hati, aura positifmu bakal memantul ke mana-mana.
Aku sering membisikkan pepatah ke sepatu yang aku rawat “Kilap itu bukan sulap. Butuh sabar, gosokan, dan ketekunan”
Begitu juga hidup, nggak ada sukses instan, nggak ada semir sekali gosok langsung kaya raya, semua butuh proses, butuh keringat, butuh keyakinan.
Aku sering jadi korban salah paham, pernah ada emak-emak nyangka aku itu balsem, bayangin aja, hampir aja aku dioles ke punggung bapak yang encok. Untung kepegang dulu sama anaknya, kalau nggak, bisa viral tahun 90-an “Bapak gosok punggung pakai Kiwi, kini punggungnya mengkilap!”
Lalu, ada juga anak kos tahun 2000-an yang iseng, sepatunya nggak punya, tapi dia tetap beli aku, katanya buat poles helm biar kayak baru. Aku sih nggak nolak, namanya juga pengabdian. Tapi jujur aja, aku lebih suka bercumbu sama sepatu kulit daripada helm plastik murahan.
Aku ini nggak pilih-pilih, mau sepatu kantor, sepatu sekolah, bahkan sepatu tentara, semua bisa aku bikin glowing. Waktu 90-an, anak-anak sekolah sampai punya pepatah “Nilai boleh merah, tapi sepatu tetap hitam mengkilap”
Aku terharu lho, itu artinya aku lebih penting dari nilai matematika, mungkin gara-gara kalau sepatunya kinclong, guru BP jadi malas negur.
Sekarang, zamannya sudah beda, anak muda lebih suka sepatu sneakers putih, katanya biar estetik buat feed Instagram. Sepatu kulit mulai jarang dipakai, kecuali pas nikahan atau sidang skripsi.
Tapi jangan salah, aku masih bertahan. Karena orang akhirnya sadar, sneakers boleh putih, tapi sepatu kulit tetap juara kalau urusan wibawa, dan siapa lagi yang bisa bikin sepatu kulit glowing? Tentu aku, si Kiwi.
Aku ibarat pepatah Jawa “Tua-tua keladi, makin tua makin jadi”, meski usiaku puluhan tahun, keberadaanku masih dibutuhkan.
Hidup itu seperti sepatu, kadang kita terinjak, kadang kita kena lumpur. Tapi selama ada semir dan gosokan, kita bisa kembali berkilau.
Begitu juga manusia, jangan minder kalau pernah jatuh, gagal, atau dilecehkan. Selama ada usaha dan semangat, kita bisa bangkit lagi, bahkan lebih bersinar dari sebelumnya.
Aku, semir sepatu Kiwi, adalah saksi bisu sejak dulu, dari zaman kelereng, pager betis, sampai zaman TikTok, tugasku nggak pernah berubah bikin langkah manusia lebih percaya diri.
Ingat, sepatu yang berkilau bukan cuma soal gaya, tapi soal sikap hidup, orang yang peduli sama detail kecil kayak semir sepatu, biasanya juga peduli dengan hal-hal besar dalam hidup.
Jadi kalau kamu ketemu aku di warung, jangan ragu beli, biar sepatumu kinclong, auramu menyala, dan jalanmu terbuka lebar. Karena, kata pepatah “Langkah yang mantap dimulai dari sepatu yang mengkilap”.[***]