Olahraga & Otomotif

Filosofi Bola – Hidup Itu Mirip Jadwal FIFA Matchday, dari Kekecewaan jadi Kemenangan

pssi

PEMBATALAN  pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia vs Kuwait tanggal 21 Agustus 2025 kemarin memang bikin banyak orang kaget. Misalnya, tiket sudah dibeli, jersey sudah dicuci, bahkan sebagian Garuda Fans sudah siap bikin koreografi “Selamat Datang Kuwait”. Eh, tiba-tiba datang surat dari FA Kuwait pertandingan dibatalkan sepihak. Rasanya mirip kayak sudah siap kencan, parfum sudah disemprot tiga lapis, eh gebetan tiba-tiba chat “Sorry, aku nggak bisa datang, ada acara keluarga”

Tapi jangan sedih dulu, sepak bola itu selalu punya kejutan, batal lawan Kuwait bukan berarti selesai. Tuhan langsung kasih “jadwal pengganti” Indonesia vs Chinese Taipei (5 September 2025) dan Indonesia vs Lebanon (8 September 2025) di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Kalau dipikir-pikir, hidup memang mirip jadwal FIFA Matchday, kadang lawan yang kita tunggu batal, tapi selalu ada lawan baru.

PSSI pun sigap memberi solusi, buat yang sudah terlanjur beli tiket, ada opsi refund. Tinggal isi formulir online, nanti uang kembali 7–14 hari kerja. Tapi banyak juga fans yang memilih tidak refund. Kenapa?, karena buat mereka, bukan lawannya yang utama, tapi momen mendukung Garuda di stadion.

Ada pepatah Jawa bilang, “Sing penting jogete, dudu sing penting gendhinge”. Artinya yang penting ikut menari, bukan lagunya apa. Nah, bagi fans Timnas, yang penting teriak “Indonesia!” di tribun, entah lawannya Kuwait, Chinese Taipei, atau Lebanon.

Bahkan ada fans yang bilang “Refund? Aku lebih milih Re-Fun!” alias tetap datang ke stadion, tetap heboh, tetap makan cilok tiga tusuk sebelum kick off.

Kalau direnungkan lebih dalam, pembatalan lawan Kuwait ini memberi banyak pelajaran hidup. Pertama, janji manusia bisa batal sewaktu-waktu. Sama seperti Kuwait, yang awalnya sudah oke, eh… mendadak cancel. Hidup pun begitu, janji manis bisa buyar dalam sekejap.

Kedua, hidup selalu kasih pengganti, saat satu pintu tertutup, jendela lain terbuka. Kalau tidak jadi lawan Kuwait, ya ada Chinese Taipei dan Lebanon, kalau ditolak kerja di satu kantor, siapa tahu rezeki di tempat lain lebih besar.

Ketiga, yang penting main dengan hati, mau lawan siapa pun, Timnas tetap harus tampil total, sama seperti hidup, jangan setengah hati. Kalau kerja, kerja sungguhan, kalau cinta, cintailah dengan sepenuh hati (walau kadang hati itu malah dicuekin).

Pertandingan nanti akan digelar di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya (GBT), buat warga Surabaya, ini bukan sekadar bola, tapi juga hajatan akbar. Jalanan bakal macet, pedagang kaki lima laris, dan tribun bakal penuh. Lawannya siapa? Nggak masalah, yang penting Surabaya tetap jadi panggung hiburan rakyat.

Kata orang bijak “Bola itu bundar, tapi hikmahnya bisa kotak, segitiga, bahkan melingkar-lingkar”. Nah, hikmah dari batalnya Kuwait ini adalah, Indonesia dapat kesempatan lebih besar untuk menguji taktik, mencoba pemain baru, dan tetap menjaga semangat jelang Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Coba bayangkan hidup kita seperti Timnas kadang kita sudah siap lawan “masalah besar”, tapi malah muncul masalah kecil yang bikin lebih repot, kadang kita pengen ketemu “peluang emas”, tapi malah datang “PR tambahan”, kadang kita sudah pegang tiket ke kebahagiaan, tapi tiba-tiba jadwalnya berubah.

Namun toh, kita tetap harus turun ke lapangan, sama seperti Timnas, yang tetap berlatih, tetap fokus, tetap main di hadapan puluhan ribu suporter.

Seorang kakek di kampung saya pernah bilang “Hidup itu jangan kaget kalau tiba-tiba dibelokkan, karena belokan itu bisa jadi jalan pintas ke kebahagiaan”. Nah, pembatalan Kuwait ini mungkin belokan, tapi siapa tahu belokan ini justru bikin Timnas lebih siap menghadapi lawan-lawan berat di babak kualifikasi nanti.

Pembatalan FIFA Matchday Indonesia vs Kuwait memang bikin kecewa. Tapi justru dari sini kita belajar,  janji bisa batal, tapi semangat jangan ikut batal, lawan bisa berganti, tapi cinta fans tetap abadi dan pertandingan bisa diundur, tapi doa tetap meluncur.

Seperti pepatah bola ala saya sendiri “Hidup itu mirip jadwal FIFA Matchday, kadang lawan yang kita tunggu batal, tapi Tuhan sudah siapin pertandingan pengganti”.

Maka, wahai Garuda Fans, jangan terlalu lama bersedih, lebih baik siapkan suara, siapkan semangat, dan siapkan jantung untuk teriak “Indonesia!” di GBT Surabaya, karena pada akhirnya, pertandingan terbesar bukanlah melawan Kuwait, Chinese Taipei, atau Lebanon. Pertandingan terbesar adalah melawan rasa kecewa dalam hati sendiri, dan seperti Timnas, kita harus tetap menang.[***]

Terpopuler

To Top