Properti

Dari Monas ke Rumah Impian: Karnaval PKP Tunjukkan Urbanisasi Tertata, Pesan Ini Juga Harus Nyampe ke Seluruh Nusantara

ist

Sabtu akhir pekan lalu, Monas bukan cuma ramai karena aroma jagung bakar yang menggoda dan sorak-sorai warga, tapi karena karnaval Kemerdekaan RI ke-80 yang bikin mata melotot dan perut pengin ketawa ngakak. Di tengah hiruk-pikuk itu, kendaraan hias Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) melaju gagah dengan tema yang sederhana tapi dalam “Rumah bukan cuma atap, tapi juga lingkungan nyaman!”.

Rute sepanjang 6 kilometer dari Monas ke Bundaran HI dan Sudirman seakan menjadi panggung raksasa. Truk-truk hias PKP menampilkan miniatur apartemen subsidi, rumah tapak, taman mungil, dan jalur hijau yang rapi, layaknya kota mini yang dibawa keliling ibu kota. Warga yang menonton pun ikut terpukau. Ada yang bergurau sambil menunjuk apartemen mini, “Pak, kalau rumahnya segini, bisa nyicil cuma pakai uang jajan saya nggak?” Tawa meledak, tapi pesan serius tetap nyantol di kepala.

Menteri PKP Maruarar Sirait turun dari kendaraan hias, menyapa warga, dan tersenyum sambil bilang, “Program uang muka 1%, PPN gratis, dan rumah subsidi itu bukan janji di kertas.

Rumah itu nyata, dan lingkungan yang nyaman itu hak semua rakyat.” Waktu itu, saya cuma bisa bilang dalam hati, “Wah, Pak Menteri kayak tukang sulap, bikin rumah impian muncul di depan mata rakyat!”

Karnaval ini bukan cuma pamer hiasan mewah, di balik truk-truk warna-warni, ada pesan mendalam soal urbanisasi tertata. Apartemen vertikal dibangun untuk mengurangi kemacetan dan penggunaan lahan, sedangkan rumah tapak tetap menonjolkan ruang hijau dan fasilitas publik. Seperti pepatah lama bilang, “Bersatu kita teguh, bercerai kita roboh”, pembangunan perumahan pun harus selaras dengan tata kota agar warga hidup nyaman tanpa sesak.

Bukan cuma itu, miniatur taman dan area bermain anak di kendaraan hias mengingatkan kita bahwa rumah bukan sekadar tembok dan atap. Lingkungan yang bersih, hijau, dan aman sama pentingnya. Bayangkan kalau tetangga semua jorok, sampah berserakan, dan pohon ditebang sembarangan, wah, rumah impian pun bisa jadi neraka kecil!

Di karnaval ini, PKP ingin pesan mereka sampai ke seluruh nusantara, bukan cuma Jakarta atau kota besar lain, tapi juga Palembang, Makassar, Medan, hingga pelosok desa. “Uang muka 1% itu ringan, tapi dampaknya berat bagi mimpi rakyat,”. begitu kira-kira pesan moralnya.

Selain itu, program ini memudahkan masyarakat memiliki rumah layak tanpa beban berlebihan, sambil tetap menjaga kualitas lingkungan.

Bagi daerah-daerah di luar ibu kota, pesan ini penting banget, pembangunan perumahan bukan sekadar jumlah rumah, tapi juga tata ruang yang bersih, hijau, dan nyaman. Seperti perumpamaan, rumah tanpa taman ibarat kopi tanpa gula bisa diminum, tapi rasanya hambar.

Karnaval ini sekaligus ajakan untuk pemerintah daerah dan masyarakat lokal ikut aktif menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan supaya rumah subsidi pun menjadi surga kecil bagi penghuninya.

Selain edukasi, karnaval PKP juga bikin ngakak. Ada truk hias yang menampilkan apartemen mini lengkap dengan lift mainan yang naik turun sendiri, seolah berkata, “Naik turun lift saja seru, apalagi punya rumah sendiri!”. Warga pun nggak mau kalah, selfie, TikTok, dan video Instagram berjajar sepanjang rute. Humor ini bikin pesan serius soal rumah subsidi, PPN gratis, dan uang muka 1% lebih mudah diterima.

Kocaknya lagi, beberapa anak kecil menunjuk taman mini sambil bilang, “Pak, kalau taman ini nyata, boleh nggak bawa pulang?”. Lucu, tapi di situlah nilai edukatifnya, anak-anak mulai belajar menghargai lingkungan dan pentingnya ruang hijau sejak dini.

Karnaval PKP bukan sekadar hiburan atau pamer kendaraan hias. Ia adalah simbol urbanisasi tertata, rumah subsidi yang nyata, dan lingkungan nyaman yang harus dijaga. Dari Monas sampai Bundaran HI, dari Jakarta hingga seluruh nusantara, pesan ini harus diterima, rumah impian bisa dicapai dengan program nyata, sambil tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.

Seperti pepatah lama “Rumahku istanaku, lingkunganku surga kecilku”. Dengan semangat gotong royong, inovasi, dan komitmen seluruh lapisan masyarakat, impian memiliki rumah layak dan lingkungan sehat bukan lagi mimpi di atas karnaval tapi nyata, bisa dicapai, dan menyenangkan.[***]

Terpopuler

To Top