MUTASI pejabat di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) bak panggung sirkus yang penuh warna dan kejutan. Bupati Muba H M Toha SH menggelar pelantikan sekaligus mutasi besar-besaran di Pendopoan Griya Bumi Serasan Sekate, Senin (11/8/2025). Ini bukan sekadar ganti kursi, tapi upaya menyalakan mesin birokrasi agar ngebut di semester kedua tahun 2025. Dari kepala dinas hingga staf ahli, semua berganti peran bak pemain drama panggung, siap menggeber pembangunan demi Muba yang lebih maju dan berprestasi. Mutasi ini juga jadi pengingat bahwa jabatan adalah amanah, bukan tiket gratis buat tidur di kantor!
Bayangin aja, pelantikan pejabat di Muba ini kayak drama sinetron episodenya lagi rame banget. Ada yang dari Kepala Dinas Kominfo lari ke Dinas Tenaga Kerja, ada yang dari Kepala Dinas Pendidikan nyelonong jadi Staf Ahli, sampai ada yang dari RSUD Sekayu nyebrang ke Dinas Perlindungan Perempuan. Kayak pertukaran jersey di pertandingan bola, semua pemain mesti pasang strategi baru supaya tim pemerintahan nggak cuma jalan di tempat, tapi bisa cetak gol pembangunan yang bikin lawan iri.
Bupati Toha mengibaratkan mutasi ini seperti “menata panggung pertunjukan agar penonton terhibur dan pemainnya tetap on fire.”
Katanya, jangan sampai pegawai di kursi baru malah kebingungan kayak kambing kena lampu sorot. “Kalau mutasi cuma dipandang sebagai ganti-ganti kursi, sama aja kayak ngelus kucing tapi gak ngasih ikan. Jadinya nggak ada manfaatnya,” tegas Toha.
Dia juga ngingetin, jabatan itu seperti pepatah lama, “Bagai pinang dibelah dua.” Artinya, seorang pejabat harus punya dua sisi, mampu bekerja dan tetap jujur. Kalau cuma satu sisi, ya bisa-bisa pecah alias gagal total.
Bupati Toha tidak main-main soal itu. Dia bahkan bilang, “Jabatan itu bukan buat gaya-gayaan atau pajangan kantor, tapi harus dipertanggungjawabkan bukan hanya ke negara dan masyarakat, tapi juga di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.” Mantap!
Mutasi bukan sekadar acara formalitas, melainkan langkah strategis untuk meningkatkan kinerja dan membentuk tim yang solid. Bekerja itu jangan setengah-setengah, apalagi malas-malasan.
Ingat pepatah “Air tenang menghanyutkan.” Kadang, diam-diam kita harus bergerak cepat agar hasilnya luar biasa. Dengan inovasi dan kerja keras, birokrasi bisa dipangkas yang ribet-ribet supaya layanan publik makin lancar, kayak jalan tol mulus tanpa lubang.
Bupati Muba H M Toha SH dengan gaya kepemimpinan yang tegas dan penuh semangat menegaskan bahwa pergantian jabatan bukan hanya soal siapa duduk di mana, tetapi bagaimana bisa mengoptimalkan potensi untuk kemajuan Muba.
Mutasi ini adalah sinyal bahwa semester II 2025 adalah saatnya para pejabat bekerja ekstra, memangkas birokrasi yang tidak perlu, dan berinovasi tanpa henti. Musi Banyuasin harus jadi contoh dan barometer pembangunan bukan hanya di Sumsel, tapi di seluruh Indonesia. Jadi, siap-siap saja, kursi panas ini akan terus berputar, dan yang penting bukan kursinya, tapi siapa yang duduk dan bagaimana dia menjalankan amanahnya!.[***]