Industri

“Strategi Naik Kelas IKM Kosmetik & Herbal: Curhat CEO Wardah & Sido Muncul, dari Dapur ke Pasar Global!”

ist

Kemenperin Dukung Ekspor Kosmetik & Obat Tradisional, IKM Lokal Siap Lawan Brand Korea!

DARI dapur kecil beraroma rimpang sampai ke rak toko di Malaysi,a IKM kosmetik dan obat tradisional Indonesia kini makin pede tampil global. Lewat strategi “naik kelas” dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ribuan pelaku usaha lokal didorong bukan cuma bikin kulit glowing dan badan fit, tapi juga cuan makin legit. Dua tokoh besar, CEO Wardah dan Direktur Sido Muncul, buka-bukaan rahasia sukses membangun brand lokal jadi primadona ekspor. Intinya dari ramu-ramuan tradisional bisa lahir inovasi modern asal gak takut scale-up!

Di dunia per-IKM-an, naik kelas itu bukan soal pindah meja di kelas sebelah, tapi soal nambah kapasitas produksi, punya legalitas BPOM, dan merek yang gak cuma dikenal tetangga tapi juga dicari bule di e-commerce global.

Nah, Kemenperin lewat Dirjen IKMA Reni Yanita kayak dosen pembimbing skripsi yang sabar banget. Ia ngajak para pelaku IKM, khususnya di sektor kosmetik dan obat tradisional, buat berhenti galau dan mulai berani scale up.

“Kalau mau usaha awet kayak bedak tabur ibu-ibu pengajian, ya harus naik kelas. Gak cukup cuma niat, tapi juga butuh legal, branding, sampai teknologi yang waras,” ujar Bu Reni, yang tampaknya udah keliling Indonesia nyari pelaku IKM potensial.

Data terbaru tahun 2024 pun menggembirakan, 1.292 industri kosmetik di Indonesia, 89%-nya IKM, 1.043 industri obat tradisional, 86%-nya juga IKM.

Yang lebih gokil, ekspor kosmetik kita udah tembus USD 410,7 juta, dan jamu pun gak mau kalah, USD 6,9 juta! Negara tujuan? Singapura, Malaysia, Taiwan, Filipina. Jangan-jangan jamu tolak angin udah jadi minuman pembuka di restoran Taipei.

Meski potensinya gede, pelaku IKM ini banyak yang masih “ngos-ngosan”. Mulai dari mesin produksi ala kadarnya, belum punya sertifikasi, branding asal-asalan (contoh “Sabun Cuci Muka Anti Ruwet”), sampai bingung soal distribusi.

Makanya, Kemenperin buka jalur tol pembinaan Workshop formula & mutu, sertifikasi BPOM, reimburse beli mesin, promosi digital,kolaborasi bareng akademisi dan pelaku industri besar.

“Pokoknya, kita gak mau IKM ini kayak benih disiram bensin. Harus tumbuhnya benar, sehat, dan tahan banting” ujar Budi Setiawan, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, yang juga hadir di webinar.

Nah, di acara Cosmetic & Herbal Product Webinar Series bertajuk “Strategi Scale-Up: Dari IKM ke Brand Nasional”, dua tamu inspiratif nongol, bukan artis sinetron, tapi lebih keren!

Nurhayati Subakat, pendiri Wardah  dari bisnis kecil di garasi rumah, kini jadi ratu kosmetik halal se-Indonesia Raya. Maria R. Hidayat, Direktur Marketing Sido Muncul, brand jamu legend yang bisa survive di era kids jaman now.

Bu Nurhayati cerita kalau dia gak kejar kaya duluan. “Karena pengin bermanfaat, kita jadi tumbuh,” katanya. Duh, kalimatnya cocok buat di-stikerin di cermin kamar mandi pelaku IKM.

Sementara Bu Maria, lebih heritage vibes tapi tetap millennial-friendly. “Brand kuat itu bukan cuma soal kualitas produk, tapi juga nilai sosial dan keberlanjutan,” ujarnya. Sambil diam-diam mengingatkan kita kalau jamu itu bisa tampil kekinian asal bukan botolnya doang yang diganti.

Dengan dorongan pemerintah, kolaborasi antarsektor, dan semangat tak mau kalah dari skincare Korea, pelaku IKM kini punya peluang besar buat tampil di panggung global, bukan cuma jualan lulur di group WA, tapi bisa jadi eksportir utama bahan alami Indonesia.

Siapapun kamu, entah produsen lulur kopi atau pengusaha minyak gosok aroma pandan, ini saatnya upgrade usaha.

Karena seperti kata pepatah modern “Yang wangi bukan cuma parfum mahal. Tapi juga IKM lokal yang udah naik kelas”

Kalau masih ragu mulai dari mana, coba ingat wejangan Bu Nur dari Paragon “Jangan tunggu sempurna dulu baru mulai, tapi mulailah… biar nanti branding-mu wangi dengan sendirinya”[***]

Terpopuler

To Top