Tips

Ngopi Boleh, Tapi Jangan Sampai Jantungmu Kaget!

ist

“Kalau ngopi dua kali sehari masih aman, tapi kalau tiga kali langsung deg-degan kayak disuruh nyanyi pas sunatan massal”.

DUNIA boleh berubah, harga cabai boleh naik-turun kayak perasaan mantan yang belum move on, tapi satu yang tetap ngopi adalah hak segala bangsa. Dari petani sampai direktur, dari kuli bangunan sampai bu RT, semua kalau udah ngopi, mendadak jadi filsuf.

Tapi bukan filsuf sembarangan yang dimaksud di sini adalah filsuf warung, yang bisa bahas hidup, cinta, cicilan, bahkan politik luar negeri… cukup berbekal satu cangkir kopi dan sebungkus rokok murah.

Dan dari sana lahir juga Filosofi Ngopi Sehat ala-ala kita sendiri, yang perlu kita hayati biar jantung nggak pindah alamat. Karena ngopi itu bukan pelarian, tapi teman perjalanan, kalau kamu lagi stres, ya istirahat, jangan malah ngopi tiga gelas sekaligus sambil makan mi instan. Hidupmu bukan acara TV kompetisi ekstrem.

Ngopi itu ritual, bukan rutinitas gegabah, sebab ngopi sehat itu diseruput pelan-pelan, bukan diminum kayak lomba makan kerupuk. Biar pahitnya meresap, bukan nyerang.

Kalau semua hal harus manis, nanti kamu kaget sendiri pas kena kenyataan yang getir. Maka itu, minumlah kopi pahit tanpa gula sesekali, biar hatimu kuat menghadapi cicilan yang belum lunas. Perut kamu bukan kulkas kosong, dan kopi bukan nasi. Jangan bilang “kenyang kopi” padahal lambungmu udah berteriak “Aku butuh nasi uduk, woy!”

Tau nggak, kopi sachet zaman sekarang itu kayak cowok good looking yang suka ghosting kelihatannya pahit, padahal dalemnya manis banget manis sampe nyeremin. Kandungan gulanya bisa setara teh manis buat tamu 40 hari. Satu sachet bisa punya 2-3 sendok teh gula, bro! Itu bukan kopi, itu minuman berpemanis rasa kopi.

Ngopi kopi sachet sehari dua kali, berarti kamu udah ngasih tubuh kamu overdosis cinta palsu.
Jantung kamu bukan turbo!. Dia cuma organ sebiji, bukan mesin genset buat konser dangdut keliling. Tapi kamu paksa dia kerja keras terus, sampe dia getar-getar kayak HP masuk ember pas nyuci.

Coba jujur, kapan terakhir kamu deg-degan karena jatuh cinta? Udah lama ya? Nah, sekarang deg-degannya ganti karena kafein. Tapi kamu tetap nikmatin, padahal itu bukan cinta… itu alarm tubuh.

Lambung kamu juga protes, loh. Tiap pagi kamu kasih kopi sachet sebelum sarapan, dia langsung marah,
“Eh, manusia… aku ini organ vital, bukan tong sampah!”. Padahal lambung yang tersakiti bisa dendam, dan dendamnya bukan unfollow, tapi Gerd.
Perih, panas, dan bisa bikin kamu salah sangka. “Aku masuk angin, nih”, padahal itu lambung ngamuk, bro.

Karena… kopi itu enak!
Dan kita manusia suka yang enak walau berbahaya.
Sama kayak gorengan depan gang, tahu isi yang entah udah digoreng berapa kali itu minyak, tetap ludes karena…
“Tahu isi Bi Minahemang beda, Bro!”

Tapi ingat! hidup bukan cuma soal enak., kadang kita harus rela minum kopi pahit, biar hidup tetap manis. Karena kalau semua serba manis, nanti malah… diabetes komunal. Bisa-bisa acara keluarga isinya suntik insulin rame-rame kayak lomba makan kerupuk pas 17-an.

Solusinya, ngopi boleh, tapi jangan lebay, jangan tiap jam ngopi kayak jam shalat. Kalau baru bangun langsung kopi, jam 10 kopi, abis makan siang kopi, sore kopi, malam kopi itu bukan jadwal, itu klenik.

Mending kamu bikin kesepakatan damai dengan tubuhmu kopi cukup 1-2 kali sehari, gula dikurangi, perut diisi dulu sebelum ngopi, dan jangan campur kopi sama curhatan mantan, nanti pahitnya dobel.

Ngopi itu asyik, asal gak bikin jantung panik, jangan sampe minum kopi sachet manis terus, sampe pas kamu dicek dokter, hasil lab-nya ditanya,”Ini kamu periksa darah… atau periksa sirup rasa vanila?”..hahay…..

Kalau masih nekad, jangan salahin jantungmu kalau suatu hari dia kabur sambil bawa koper kecil, nulis surat, “Maaf, aku udah capek deg-degan karena kopi, bukan karena cinta”.[***]

“Tulisan ini adalah opini dan edukasi ringan berbasis referensi kesehatan umum, bukan pengganti konsultasi medis”

Terpopuler

To Top