Palembang Terkini

Senyum ASN Saat Gaji Turun Tak Kalah Bahagia dari Saat Smash-nya Masuk

ist

KALAU ASN Palembang dulu dikenal karena absensi yang penuh keteguhan dan kopi pagi yang selalu tersedia, maka bersiaplah untuk melihat mereka sekarang dengan raket di tangan, keringat di dahi, dan semangat bertanding di dada. Iya, ASN kita sekarang bukan cuma lihai ngisi e-Kinerja, tapi juga makin jago menyabet kok, kok bulutangkis maksudnya.

Pelantikan PB Korpri Kota Palembang periode 2025–2029 kemarin bukan sekadar seremoni foto-foto di Rumah Dinas Wali Kota, bukan pula ajang pamer seragam batik terbaru yang aromanya khas lemari kantor. Ini adalah langkah strategis dengan semangat seperti kata pepatah “Kalau bisa sehat sambil prestasi, kenapa harus rebahan tiap Senin pagi?”.

Wali Kota Palembang, Pak Ratu Dewa yang kalau ditilik-tilik gaya kepemimpinannya bisa jadi cocok juga jadi pelatih bulutangkis nasional dengan gaya tegas namun bersahaja, menyuarakan harapan agar PB Korpri menjadi kawah candradimuka atlet dari kalangan ASN dan anak-anaknya. Bayangkan, anak ASN yang dulu hanya jago main shuttlecock di halaman rumah, sekarang bisa disiapkan tampil di kejuaraan daerah, bahkan nasional.

Pak Wali juga mengangkat soal Lapangan Cempako, lapangan bulutangkis tua yang katanya sudah lebih dulu ada sebelum wacana pindah ibu kota. Lapangan ini bukan hanya sejarah, tapi juga harapan. Bisa dibilang, Lapangan Cempako itu seperti “nenek moyang” dari semua lapangan bulutangkis di Palembang, tua, berkarisma, dan kadang kalau malam Jumat auranya agak horor.

“Kalau di Jakarta ada Istora Senayan, di Palembang kita punya Cempako. Sama-sama bisa mencetak juara, bedanya Cempako lebih adem karena dekat rumah warga,” celetuk salah satu ASN yang semangat ikut seleksi tim PB Korpri meskipun lututnya kadang suka error kalau diajak lari dua game.

Siapa bilang ASN nggak bisa olahraga? Mereka itu kalau dikejar deadline bisa lari lebih cepat dari shuttlecock yang dismash Kevin Sanjaya. Cuma masalahnya, selama ini bakat-bakat itu terkubur di bawah tumpukan nota dinas dan surat disposisi. Nah, PB Korpri hadir sebagai pembongkar bakat tersembunyi. ASN Palembang kini punya panggung buat unjuk gigi, baik gigi depan yang copot karena jatuh waktu latihan, maupun gigi taring semangat juang.

Dengan suara tenang dan wibawa yang setara dengan wasit pertandingan final, Pak Sekda menegaskan bahwa Korpri bukan hanya soal abdi negara, tapi juga abdi olahraga. Bahkan ia menyatakan semua kebutuhan atlet Korpri akan ditanggung, dari konsumsi hingga akomodasi. Ini jelas kabar baik bagi para ASN yang selama ini latihan pakai sepatu bola karena belum punya sepatu badminton.

Ketua baru PB Korpri, Pak Ediyus, datang dengan program penuh ambisi latihan rutin, turnamen internal, dan pembinaan usia dini. Beliau ini tipe pemimpin yang kalau ngomong soal shuttlecock, matanya berbinar seperti anak muda ngomongin diskon Tokopedia. “Kita akan bikin ASN Palembang gak cuma jago ngetik, tapi juga jago netting,” ujar Pak Ediyus sambil mengusap peluh semangat. Sebagai penutup, izinkan kami menyampaikan pepatah modifikasi “Lebih baik berkeringat di lapangan bulutangkis, daripada berkeringat karena takut telat apel pagi”.

Pelantikan PB Korpri ini adalah bukti bahwa ASN Palembang bukan hanya mesin birokrasi, tapi juga bisa jadi mesin smash. Dukung penuh karena siapa tahu, anak ASN yang main di Lapangan Cempako hari ini, bisa jadi wakil Indonesia di All England lima tahun lagi, ingat!, di dunia ini cuma dua jenis orang yang siap dismash dan yang siap menyemangati, ente yang mana?.[***]

Terpopuler

To Top