KAPOLRES OKI, AKBP Dony Eka Syaputra mengungkapkan pihaknya sudah menetapkan 11 tersangka pembakar hutan dan lahan dari 8 kejadian berbeda, bahkan tidak tertutup kemungkinan juga akan ada tersangka koporasi.
“Soal penatapan tersangka di OKI paling banyak, Jadi ini kami wanti-wanti, jangan sampai pemegang HGU lalai, kita akan cek peralatan, SDM nya sesuai atau tidak. Jangan sampai nanti ada upaya pembiaran,” ujar Doni Rakor Evaluasi Pengendalian Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan di Kantor Bupati OKI, Rabu, (25/9/2019).
Kapolres juga mengingatkan pasca hujan dua hari terakhir, bertambahnya hotspot masih memungkinkan maka upaya keroyokan tetap dimaksimalkan. Sementara, Dandim 0402 OKI/OKI, Letkol. Inf. Riyandi mengatakan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian Karhutlah penting juga melibatkan masyarakat. “Jadi dibalik framingnya satgas yang membantu masyarakat bukan sebaliknya dengan upaya itu penanggulangan efektif dilakukan,” tambahnya.
Dicontohnya keberhasilan Satgas dalam menanggulangi titik api desa Sungai Bungin Kecamatan Pangkalan Lampam. “Kalau kita mau cari pembakar lahan itu sulit tapi kalau masyarakat itu sendiri yang menjaga lahannya, akan meminimalisir kebakaran lahan.
Riyandi juga menyebutkan kebakaran hutan dan lahan bukan karena bencana namun ada ulah manusia. “Ini dugaan kami yang berada dilapangan, kebakaran bukan karena bencana tapi faktor kesengajaan ataupun kelalaian manusia” tungkas Riyandi.
Riyandi mengatakan mayoritas lahan yang terbakar berada pada areal sengketa dekat konsesi perusahaan. “Fakta dilapangan demikian, semoga dugaan saya tidak benar ada upaya pembakaran apakah dari korporasi atau masyarakat yang melakukan saya tidak bisa sebut karena butuh data pendukung” ungkap Dandim.
Faktor lain tambahnya karena fenomena alam namun ini sangat minim terjadi. “Jadi di dalam gambut itu ada rongga bisa saja titik terbakarnya bukan dilokasi lain namun asapnya keluar disana” tungkasnya.
Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin mengungkap hujan yang turun pada Selasa (kemarin) efektif menurutkan titik panas (Hot Spot) dan titik Api (Fire Spot) di Kabupaten OKI.“Data terakhir kami pantau dari 150 hotspot turun drastis jadi 4 titik hari ini,” ungkapnya. Namun menurut Listiadi mengutif data dari BMKG hujan masih bersifat anomali atau belum permanen.
Prediksi BMKG Hujan turun dalam beberapa hari terakhir, namun belum menandakan musim kemarau telah berakhir, untuk itu upaya siaga jangan kendor.
Upaya keroyokan tambahnya tetap dimaksimalkan mengingat status Darurat Dampak Kebakaran Hutan Kebun dan Lahan (Karhutbunlah) masih bersisa 30 hari lagi. “Sejak ditandatangani Bupati Status itu belum dicabut, artinya kita tetap waspada” tutupnya.[**]
Penulis : dra