TULISAN ini, adalah bentuk ikhtiar saya, dalam memperingati Kartini’s day tanggal 21 April ini ditengah-tengah situasi massifnya epidemi Covid 19 di Indonesia. Biasanya pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan Kartini’s Day sebagai bentuk kritik politik, selalu dilakukan oleh kaum perempuan Indonesia dengan berbagai cara, dari Fashion show kebaya warna-warni, perlombaan merias dan memasak, bahkan pembacaan puisi dan seminar akademis bertemakan perempuan atau kegiatan-kegiatan lainnya.
Untuk tahun ini kegiatan-kegiatan tersebut ditunda dulu. Mengikuti aturan pemerintah, sebagai warganegara yang baik dan taat hukum, anjuran untuk melakukan social distancing adalah sebuah keharusan, tidak ada perkumpulan, tidak ada kegiatan bertemakan perempuan apalagi arisan.
Tentu alih-alih bersedih tidak bisa merayakan Kartini’s day, sebagian besar kaum perempuan Indonesia memperlihatkan kedewasaan politik untuk “move on”, mereka memaknai tidak selamanya tragedi adalah keterpurukan, sudah saatnya perempuan harus bangkit dan maju dalam usaha memutus mata rantai epidemi Covid 19.
Mengusung kesadaran politik sebagai warga Negara, kaum perempuan sadar, bahwa mereka punya peran penting untuk menjaga ketahanan kesehatan keluarga dan masyarakat, khususnya pada edukasi serta perlindungan bagi anak-anak dan Lansia selama epidemi Covid 19 berlangsung.
Tidak mau berpangku tangan, kaum perempuan Indonesia dari berbagai lintas batas wilayah, identitas dan agama kemudian bahkan menginisasi diri dalam berbagai gerakan perempuan yang muncul secara spontan sebagai wujud dari manifestasi perjuangan kemanusiaan tanggap bencana untuk melawan penyebaran epidemi Covid 19.
Tidak perlu manifesto politik, apalagi politik pencitraan, beberapa gerakan perempuan bahkan mampu melampaui sekat-sekat ekslusifitas diantara mereka. Gerakan-gerakan perempuan dibeberapa Kota besar, seperti Gerakan Perempuan Tangguh di Jakarta, Gerakan Perempuan Kota Jambi Peduli serta Gerakan Perempuan Aisyiyah intens melakukan aksi donasi bantuan pada pengadaan alat-alat kesehatan seperti baju APD dan masker untuk tenaga medis yang didistribusikan diberbagai rumah sakit besar di Indonesia.
Bentuk perjuangan yang berbeda ditunjukkan oleh beberapa Gerakan Perempuan lainnya, Seperti Gerakan Perempuan Kader Partai PDIP Surabaya, dan Gerakan Perempuan Tanah Gambut di Kalimantan yang konsen melakukan aksi pada produksi dan pendistribusian jamu gratis pada masyarakat dibeberapa tempat guna membantu menjaga kesehatan masyarakat dalam mempertahankan imunitas untuk melawan virus Covid 19.
Di tempat terpisah Gerakan Perempuan Golkar Peduli di Jakarta dan Cianjur, juga melakukan kegiatan kemanusiaan, khususnya pada distribusi makanan siap saji untuk para tenaga medis dan pendistribusian sembako pada masyarakat kurang mampu yang terpapar dampak Covid 19. Aksi lainnya yang patut di apresiasi, dilakukan oleh Gerakan PKK Kota Bogor serta Gerakan Perempuan Desa Menang Raya Oki, yang melakukan inisiatif pada pengadaan masker dengan meproduksi masker handmade secara massal, serta mendistribusikan masker-masker tersebut kepada masyarakat.
Tentu banyak aksi-aksi serupa yang dilakukan oleh berbagai gerakan perempuan lainnya, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu disini, telah menandakan bahwa telah terjalin kesatuan pada misi dan visi dari berbagai gerakan perempuan di Indonesia untuk saling membantu dalam usaha melengkapi needs dan kebutuhan sosial masyarakat selama epidemi Covid 19. Munculnya gerakan-gerakan perempuan tersebut, menjadi spesial pada peringatan Kartini’s Day tahun ini, apabila tahun sebelumnya, perayaan Kartini’s Day selalu dikemas dengan isu-isu emansipasi dan kritik politik yang hanya merepresentasi keberadaan kaum perempuan secara fomal dan simbolis, maka tidak untuk tahun ini, kaum perempuan Indonesia jauh lebih berani, mengeser isu emansipasi, kaum perempuan justru bertransfomasi secara massif melakukan aksi nyata dalam berbagai gerakan populis yang tanggap perjuangan kemanusiaan guna melawan Covid 19. [***]
Oleh : Amaliatulwalidain, MA
Dosen Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Pemerintahan & Budaya
Universitas Indo Global Mandiri
