SUMSELGLOBAL

“Palembang Belagak-  Cat, Bendera hingga Semangat Merdeka Tak Lekang oleh Waktu”

ist

PADA pagi yang cerah di simpang Charitas, Palembang, Wali Kota Ratu Dewa dan Wakil Wali Kota Prima Salam (RDPS) memulai hari dengan kuas cat dan semangat membara, bukan untuk sekadar mempercantik bangunan bekas Rumah Makan Sari Bundo, tetapi untuk mewujudkan program ambisius Palembang Belagak, suatu program bukan hanya soal penataan fisik kota, tetapi juga tentang membangun kesadaran kolektif warga dalam menjaga dan mencintai kotanya.

“Ini sesuatu yang sangat berguna bagi kita, karena akan mempercantik wajah Kota Palembang,” ujar Ratu Dewa dengan penuh semangat. Namun, ia juga menegaskan pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan kota. “Jangan sampai ada lagi coretan liar di dinding bangunan, nanti kita juga akan memasang CCTV di gedung ini,” tambahnya.

Pesan ini jelas kota yang indah dimulai dari kesadaran dan partisipasi warganya.

Tak hanya itu, menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-80, Ratu Dewa juga mengajak seluruh camat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, agar memasang bendera merah putih.

“Saya sudah berkeliling, Alhamdulillah sudah cukup meriah, tinggal memberikan edukasi agar setiap warga memasang bendera,” tuturnya. Ini bukan sekadar simbol, tetapi juga ekspresi cinta tanah air yang harus ditanamkan sejak dini.

Penataan wajah kota melalui program Palembang Belagak, bukanlah hal yang baru, beberapa negara telah lebih dulu menerapkan konsep serupa dengan hasil yang menginspirasi.

Misalnya Singapura, kebersihan sebagai Identitas Nasional. Singapura dikenal dengan kebersihannya yang luar biasa. Pemerintah setempat tidak hanya menata kota secara fisik, tetapi juga menanamkan budaya bersih kepada warganya, sanksi tegas bagi pelanggar dan edukasi rutin menjadi kunci keberhasilan mereka.

Jepang memiliki  kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan, lantaran di Jepang, warga diajarkan sejak dini untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sekolah-sekolah bahkan memiliki jadwal khusus untuk membersihkan lingkungan sekitar. Hasilnya, kota-kota di Jepang selalu tampak bersih dan rapi.

Belanda, mendesain kota ramah lingkungan, disana menerapkan desain kota yang ramah lingkungan dengan banyak ruang terbuka hijau dan sistem transportasi publik yang efisien. Mereka juga aktif dalam melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan kota, sehingga tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.

Boleh kita meminjam kutipan ini sebagai bahan renungan, seperti Hadis Riwayat Muslim “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” 

“Kota yang indah dimulai dari kesadaran warganya.” – Anonim

Dan terakhir  “Desain kota yang baik menciptakan masyarakat yang baik.” – Jan Gehl, Arsitek dan Perencana Kota asal Denmark.

Program Palembang Belagak yang digagas RDPS bukan hanya tentang mempercantik kota secara fisik, tetapi juga tentang membangun kesadaran dan partisipasi aktif warga dalam menjaga dan mencintai kotanya.

Kata pepatah “Rumah indah dimulai dari halaman yang bersih,”. Begitu pula dengan kota keindahan dan kenyamanannya dimulai dari kesadaran dan partisipasi warganya.

Menjelang HUT RI ke-80, mari kita bersama-sama mewujudkan Palembang yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga kaya akan nilai-nilai kebersamaan dan cinta tanah air, dengan semangat Palembang Belagak, kita tunjukkan  kota yang maju dimulai dari kesadaran dan partisipasi aktif warganya.

Pepatah menyebutkan  “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Yuk,  bersatu untuk Palembang yang lebih baik.[***]

Terpopuler

To Top