Seni & Budaya

Ketika 18

Keengganan yang pernah singgah

Telah dilucuti yakinku akan kamu

Kekhawatiran, kelesuan, menjadi

Mimpi berkepanjangan

Kini tercabik pupus

Dan sirnalah khayalku

Siuran angin di rumpun bambu

Adalah melodi bagi bungkam

Adalah payung bagi galau

Pada segenap penjuru

Pada cakrawala

Kata hati menggumpal

Erat menyatu

 

Palembang, 31 Tahun ’95

 

Jaid Saidi

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com