PRESIDEN Joko Widodo memaknai Iduladha tahun ini sebagai momentum untuk menguatkan solidaritas untuk bangkit bersama menghadapi pandemi Covid-19. Menurut Presiden, Iduladha mengandung pesan mulia, pengorbanan, dan kemanusiaan yang patut menjadi pegangan bagi bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam acara Takbir Akbar Hari Raya Iduladha 1442 H yang dilaksanakan melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
“Inilah momentum untuk menguatkan solidaritas dalam semangat persaudaraan. Ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniah, dan ukhuwah insaniah yang akan mampu melipatgandakan energi kita untuk menghimpun kekuatan, optimistis untuk bangkit bersama,” ujar Presiden.
Iduladha tahun ini diperingati secara sederhana dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun, Presiden meyakini Iduladha sederhana ini tidak mengurangi kekhidmatan dalam menyampaikan rasa syukur kepada Allah Swt.
Presiden menambahkan, banyak keteladan dari Nabi Ibrahim a.s. yang dapat diambil hikmahnya seperti keteladanan dalam berkorban dan mengingatkan pentingnya keimanan, ketakwaan, serta keikhlasan.
“Di tengah pandemi saat ini, kita perlu kesediaan lebih banyak berkorban lagi. Mengorbankan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan masyarakat, serta sesama,” tuturnya.
Selain itu, Presiden meminta masyarakat mengoptimalkan ikhtiar baik lahiriah maupun batiniah untuk menghadapi pandemi saat ini dengan bersama-sama berdoa dan bertakbir dari rumah masing-masing.
“Kita optimalkan ikhtiar lahiriah dan juga ikhtiar batiniah. Kita berikhtiar bersama dengan dispilin mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengisolasi diri bagi yang bergejala, dan memberikan bantuan untuk sesama,” tambah Presiden.
Kepala Negara mengajak masyarakat untuk berdoa bersama memohon pertolongan, kesembuhan bagi yang sakit, dan kekuatan bagi para pejuang kemanusiaan. Presiden pun berharap seluruh masyarakat Indonesia selalu diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi segala ujian dan cobaan.
“Semoga Allah Swt meridai dan memudahkan semua upaya dan langkah-langkah kita sampai kita mencapai kemenangan melawan pandemi Covid-19 ini,” ucap Kepala Negara.
Untuk diketahui, takbir akbar virtual tersebut mengangkat tema “Solidaritas Bersama untuk Indonesia Sehat”. Dalam acara tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin hadir memberikan tausiah. Sementara itu, takbir akbar dipimpin oleh Prof. Said Agil Husin Al Munawar dan pembacaan doa dipimpin oleh Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Prof. Dadang Kahmad.
Dalam tausiahnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin turut mengajak masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurutnya, sabar adalah indah, namun bukan berarti diam dan menjadi pasif.
“Sabar dalam artian sesungguhnya adalah kita juga harus berjuang. Kita tidak boleh berdiam diri, apalagi kalau kita sampai mengorbankan diri kita menjadi korban Covid-19. Oleh karena itu, menjaga diri dari penularan Covid-19 merupakan suatu kewajiban karena dia adalah salah satu dari tujuan syariah,” ucap Ma’ruf Amin.
Acara takbir akbar itu juga turut dihadiri secara virtual oleh para menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga, TNI/Polri, gubernur, tokoh agama, dan elemen masyarakat lainnya.
Serahkan Hewan Kurban
Pesiden menyerahkan hewan kurban untuk disembelih pada Hari Raya Iduladha 1442 Hijriah kepada panitia di Masjid Istiqlal, Jakarta. Penyerahan hewan kurban secara simbolis dilakukan oleh Kepala Biro Administrasi Sekretariat Presiden, Sony Kartiko, kepada Ketua Harian Badan Pengelola Masjid Istiqlal, K.H. Asep Syaifuddin.
Hewan kurban Presiden yang diserahkan di Masjid Istiqlal adalah sapi berjenis limosin cross. Sapi ini berasal dari Pancoran, Jakarta dan memiliki bobot 1.199 kilogram. Selain di Masjid Istiqlal, Presiden juga berkurban di banyak tempat.
- “Total sapi yang dipersiapkan ada 35 ekor, setiap provinsi (mendapat) satu ekor dan ada satu ekor untuk (Masjid) Istiqlal,” kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono di Jakarta, belum lama ini.
Sapi kurban Presiden tersebut telah diperiksa oleh dokter hewan dan mendapatkan sertifikat kesehatan hewan yang menyatakan sapi tersebut sehat dan tidak menunjukkan adanya penyakit hewan menular strategis (PHMS).
“Semua telah disterilisasi oleh Dinas Peternakan daerah. Sekretariat Presiden bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk (menyediakan) sapi-sapi tersebut dan di bawah kontrol dokter hewan setempat,” tandas Heru.Kominfo (***)
Ril