Politik

Pancasila di Tangan Milenial, Dari Kartu Tanda Anggota ke Kompas Moral Bangsa

ist

Sumselterkini.co.id, -Di zaman sekarang, kalau cuma hafal lima sila Pancasila, itu belum cukup. Sama kayak tahu lima lagu dangdut, tapi nggak bisa nyanyi satu pun waktu disuruh nyumbang di hajatan. Malu-maluin! Nah, DPD PDI Perjuangan Sumsel rupanya paham betul soal ini. Maka, Minggu 1 Juni kemarin, di halaman DPRD Sumsel, mereka nggak sekadar menggelar acara seremonial ala potong tumpeng dan foto-foto—tapi bikin gebrakan ideologis yang sekaligus modis!.

Dalam semangat Bulan Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila, acara bertajuk “Mengenal, Memahami, dan Menghidupi Ideologi Pancasila” digel,ar bak pesta demokrasi rasa pesta rakyat. Ada upacara, pembekalan, pembagian KTA, pameran foto, sampai bazar UMKM. Lengkap macam warung pecel lele yang jualan dari nasi sampai pulsa listrik.

Tapi yang paling menggelegar bukan panggung atau mic-nya, melainkan semangat 1.000 calon anggota baru yang sebagian besar anak muda. Ini ibarat sawah yang ditanami generasi baru benihnya segar, tanahnya subur, tinggal disiram pemahaman ideologi dan disemprot dengan pupuk rasa cinta tanah air.“Kami ingin mereka tak hanya hafal sila-silanya, tapi juga menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ketua DPD PDIP Sumsel, Dr. HM Giri Ramanda N Kiemas, SE., MM., yang tampaknya ingin kader bukan hanya bisa bersidang, tapi juga bersikap.

Bahkan, agar kader baru tidak seperti penumpang ojek online yang asal naik tanpa tahu arah, mereka dikasih pembekalan dulu. Sejarah partai, visi misi, dan ideologi dijelaskan tuntas. Setelah itu, langsung dibagikan KTA, yang bukan sekadar kartu, tapi seperti kunci pintu rumah besar bernama perjuangan politik.

Lucunya, kartu ini juga bisa buat diskon di restoran mitra. Bayangkan, ideologi dapet, diskon ayam geprek pun dapet. Ini baru namanya politik selera rakyat!, seperti kata pepatah, “sekali mendayung, dua tiga ayam geprek terlampaui”

Lanjut, ada pameran foto Bung Karno. Bukan cuma gaya ikonik dengan peci miring dan tatapan tajam, tapi juga kilas balik perjuangan beliau yang luar biasa. Ini penting, karena mengenal Bung Karno itu seperti mengenal nenek sendiri semakin dalam, semakin terasa cintanya pada bangsa ini.

Dan jangan lupakan bazar UMKM. Di sinilah ideologi bertemu ekonomi. Karena perjuangan tak selalu harus pakai megafon, kadang cukup dari etalase produk lokal sambal rumahan, bros handmade, dan keripik tempe yang digoreng pakai semangat nasionalisme.

Mengajak anak muda ikut partai memang ibarat ngajak anak kecil mandi pagi banyak yang ogah, banyak yang pura-pura tidur. Tapi kalau caranya kreatif, menyentuh rasa dan logika, mereka bisa nyemplung sendiri tanpa disuruh. “Kami ingin mereka sadar bahwa partai politik bukan sekadar alat kekuasaan, tapi juga wadah pengabdian ideologis dan sosial,” kata Giri, dengan nada yang sejuk tapi tegas. Macam guru PPKn yang bisa bikin murid nangis haru.

Maka, 1.000 orang yang hadir itu bukan angka sembarangan. Mereka adalah cikal bakal generasi pancasilais yang ngerti bahwa gotong royong itu bukan cuma buat angkut kulkas saat pindahan. Tapi juga untuk membangun negeri ini dari bawah, dari dapur UMKM sampai podium parlemen.

Kalau dulu Bung Karno merumuskan Pancasila di tengah ancaman kolonial, maka hari ini, tugas generasi muda adalah merawatnya di tengah ancaman scroll TikTok tanpa henti. Karena mempertahankan Pancasila butuh lebih dari sekadar hafalan. Butuh aksi, komitmen, dan kadang diskon ayam geprek buat memancing loyalitas.

Jadi, kalau hari ini ada 1.000 anak muda yang rela datang ke DPRD, belajar sejarah partai, dapat KTA, ikut bazar, dan menatap foto Bung Karno dengan rasa bangga itu artinya semangat tak pernah punah. Ia hanya mencari wadah baru. Dan siapa tahu, wadah itu berbentuk anak muda dengan idealisme dan perut keroncongan.

Karena seperti kata Bung Karno, “Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Tapi kalau bisa kasih 1.000 pemuda yang pegang KTA dan cinta Pancasila, ya siapa tahu bisa sekalian guncang dunia sambil jualan kopi susu rasa perjuangan.[***]

Terpopuler

To Top