SUMSELTERKINI.CO.ID, JAKARTA – Taruf listrik di Indonesia masih dinilai relatif kompotitif dibanding negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
“Tarif listrik masih kompetitif dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Data bulan Juni 2018 menunjukkan bahwa tarif tenaga listrik di Indonesia cukup bersaing bila dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam,”ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, akhir pekan lalu mengutip Antara.
Hal itu, katanya sesuai data yang dihimpun, di Indonesia juga paling stabil dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Bahkan, untuk jenis pengguna bisnis besar, tarif tenaga listrik di Indonesia termasuk yang termurah se-ASEAN, yakni US$8,36 sen/kWh, bila dibandingkan konsumen kelas yang sama di Singapura yang mencapai US$14,02 sen/kWh, Vietnam US$11,98 sen/kWh, Thailand US$ 11 sen/kWh, Filipina US$11,98 sen/kWh, dan Malaysia US$9,60 sen/kWh.
Saat ini tarif rata-rata untuk pelanggan rumah tangga 450 VA sebesar Rp 415 per kWh, kemudian rumah tangga 900 VA tidak mampu sebesar Rp586 per kWh, Rumah tangga 900 VA mampu sebesar Rp1.352 per kWh dan pelanggan non subsidi (tariff adjustment) sebesar Rp1.467 per kWh.
Untuk tarif adjustment, tarif tenaga listrik di Indonesia bagi pengguna rumah tangga non subsidi ini dikonversikan sekitar US$11 sen/kWh, masih lebih murah dibanding tarif listrik rumah tangga di Thailand yang mencapai US$12,41 sen /kWh, Singapura US$19,97 sen/kWh, dan Filipina US$18,67 sen /kWh.
Untuk tenaga listrik konsumen bisnis menengah, tarif di Indonesia dan Thailand adalah 11 sen US$/kWh, lebih rendah dibandingkan Malaysia US$13,58 sen/kWh, Singapura US$14,30 sen /kWh, Filipina US$12,23 sen/KWh dan Vietnam US$13,44 sen/kWh.
Agung menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga tarif yang lebih kompetitif di tahun mendatang.
“Coba bandingkan dengan negara lain. Pemerintahan mereka sudah beberapa kali menaikkan tarif listrik. Sementara, kami tidak ada perubahan tarif bahkan kami optimis akan menciptakan tarif yang lebih kompetitif bila program 35.000 MW berjalan sesuai target,” pungkas Agung.