MENTERI Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sangat tepat untuk dijadikan proyek hilirisas pertambangan batu bara.
Dimana saat ini Pemerintah Pusat bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina akan mengolah batu bara berkalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME) untuk menggantikan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Hal tersebut disampaikannya saat Rapat Koordinasi bersama Gubernur Provinsi Sumsel H Herman Deru dan Direktur Utama PT Bukit Asam di Hotel Santika Premiere, belum lama ini.
Menurut Bahlil hilirisasi ini menjadi sektor prioritas, karena Pemerintah berupaya untuk mengurangi subsidi LPG. Untuk itu, Bahlil mengatakan jika proyek ini berhasil, Provinsi Sumsel akan menjadi daerah pertama di Indonesia untuk industri hilirisasi batu bara low kalori.
“Kita berfikir untuk memanfaatkan dari batu bara low kalori ini, dengan kolaborasi PT Bukit Asam, Pertamina, dan Air Products. Hari ini Saya datang untuk memastikan sebenarnya terkait persiapannya karena ini pertama di Indonesia,” Katanya
Menteri Investasi RI/Ka. BKPM, Bahlil Lahadalia optimis menargetkan Proyek hilirisasi batu bara coal to DME tersebut akan selesai dalam kurun waktu 30 bulan setelah ground breaking.
“Sama-sama kita sepakati tanggal 26 Januari ini kita ground breaking bersama presiden memang targetnya ini harus cepat terealisasi, kalau bisa 30 bulan ini selesai kalau memang bisa kurang dari itu lebih bagus lagi,” pungkasnya.
Sementara itu Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru terus konsisten, satu presepsi dengan jajaran PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina untuk segera merealisasikan proyek hilirisasi batu bara Coal to DME yang berada di Tanjung Enim Sumsel.
Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Dimethyl Ether (DME) akan menjadi salah satu energi alternatif sebagai subsitusi untuk menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
“Sebagai salah satu daerah yang mempunyai potensi batu bara yang besar, disini kami bersama yang lainnya akan satu presepsi tentunya untuk membuat proyek ini akan secepatnya bisa dirasakan masyarakat,” ungkap Herman Deru
Gubernur mengungkapkan, Tanjung Enim merupakan salah satu kawasan ekonomi khusus oleh karena itu sebagai Kepala Daerah dirinya merasa bangga bahwa Sumsel bisa berkontribusi untuk proyek tersebut.
“Daerah Tanjung Enim ini juga salah satu kawasan ekonomi khusus, sebagai kepala daerah saya sangat senang proyek ini berjalan di sini. Artinya ada kontribusi Sumsel didalamnya,” katanya.
Menurutnya, proyek tersebut sangat tepat dilakukan untuk bisa mengurangi impor elpiji yang ada di Indonesia.
“Hal ini memang sangat tepat untuk mengurangi ketergantungan impor gas elpiji, memang seharusnya ini cepat kita realisasikan sehingga nantinya masyarakat tidak akan lagi mengalami kelangkaan gas elpiji,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Dirut PTBA, Arsal Ismail menyebutkan pihaknya terus mematangkan proyek hilirisasi batu bara tersebut. Dirinya juga mengungkapkan sebagai Putera Daerah Sumsel sangat optimis jika proyek ini akan sukses dan segera akan dinikmati masyarakat.
” Kami saat ini terus melakukan upaya yang matang demi suksesnya proyek ini berjalan karena jujur sebagai putera daerah saya sangat ingin ini cepat terealisasi sehingga nantinya masyarakat cepat menikmati hasilnya,” ungkapnya.
Turut hadir juga dalam rapat tersebut, Menteri Investasi/Ka. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia, Dirut PTBA, Arsal Ismail, Dirut Pertamina, Nicke Widyawati, Dirut Pertamina Parta Niaga, Alfian Nasution, Dirut Pengembangan Usaha PTBA, Rafli Yandra, Staff Khusus Menteri Investasi, Tina Talisa. Hadir pula secara virtual Pj. Bupati Muara Enim H.Nasrun Umar.(***)