GERAKAN Aliansi Sumsel Melawan Asap (G.ASMA) mengggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Prov. Sumsel dan Kantor Gub.Sumatera Selata [Sumsel] Mereka berjumlah ratusan mahasiswa di Palembang menuntut pemerintah cepat mengatasi kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumsel beberapa pekan ini. Ratusan mahasiswa ini berkumpul di halaman Gedung DPRD Provinsi Sumsel, untuk selanjutnya melakukan longmarch ke Kantor Gubernur Sumsel, Selasa (17/9/2019).
Setibanya di Kantor Gubernur Sumsel, para mahasiswa yang kompak mengenakan masker dan membawa spanduk bertuliskan, ‘Negeri asap, darurat asap’ dan sejumlah spanduk yang mengkritisi kebakaran hutan dan lahan di Sumsel. Mereka mendesak Gubernur Sumsel H Herman Deru menemui massa yang sudah berdiri tepat di pintu masuk Kantor Gubernur. “Kami hanya ingin ditemui oleh Gubernur Sumsel. Tidak mau yang lain,” teriak massa dalam orasinya.
Massa terus bertahan di halaman Kantor Gubernur Sumsel. Massa meminta pemerintah turun tangan mengatasi kabut asap yang sudah mengancam kesehatan masyarakat. Di depan kantor gubernur aksi tersebut ricuh lantaran saling dorong antara massa aksi dan petugas keamanan yangtak bisa dihindari. Akibatnya, ada tiga orang mahasiswa mengalami luka-luka dalam bentrok yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut.
Mereka adalah mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya (Unsri), Indra Lesmana dan mahasiswa Teknik Mesin Unsri, Ikhsan. Untuk Indra mengalami pendarahan di bagian kepala, sedangkan Ikhsan mengalami luka gores dan bengkak di bagian dahi.
Sedangkan, satu mahasiswa lain yakni Abdel yang terluka saat berupaya menyelamatkan Ikhsan sama-sama luka gores. Ikhsan sempat diamankan di dalam Kantor Gubernur Sumsel oleh aparat, namun segera dilepaskan setelah ada tuntutan dari para mahasiswa.
Koordinator Gerakan Aliansi Sumsel Melawan Asap Ni’matul Hakiki, Febri Awan, pihaknya menuntut untuk bertemu Gubernur Sumsel dalam menyampaikan aspirasinya tersebut dan mengancam untuk tidak membubarkan diri sebelum bertemu gubernur.
“Bencana asap sudah merajalela! di mana pemerintah? Ribuan penduduk terjangkit ISPA bahkan sudah ada nyawa melayang. Kita tidak akan diam saja,” ujar dia saat berorasi.
Dia mengatakan, dalam aksi memang sempat terjadi bentrok, tapi ia bersama rekan-rekan tak melakukan provokasi. Bahkan, dia menyebut, dalam bentrokan tersebut beberapa rekan yang terluka.
“Ini menandakan kami tidak anarkis karena yang terluka di pihak kami saja dan tak ada di petugas. Sementara 2 rekan lainnya ada yang lecet dan bengkak karena melindungi beberapa rekan kami yang dipukuli,” ungkap dia.
Wakapolda Sumatera Selatan Brigjen Rudi Setiawan, menambahkan bahwa anggota TNI dan Polri dengan segala keterbatasan tetap turun ke lapangan untuk memadamkan api akibat kebakaran hutan dan lahan.[**]