MENYIKAPI kinerja Kejaksaan Negeri Lahat yang lamban dalam menangani banyaknya perkara yang mangkrak membuat Deka Mandala, Pemuda Lahat yang tergabung pada Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Lahat (GEMAPELA) buka suara. (23/9/21)
Salah satu kader gemapela Deka Mandala mengatakan “Kami menilai bahwasanya hari ini kepemimpinan pada jajaran Kejari Lahat dari masa ke masa hanya mampu meninggalkan setumpuk kasus yang mangkrak”. Ujar Deka
Menurut Deka hal itu dibuktikan dalam 3 tahun belakangan ini banyak perkara yang mangkrak. Mulai dari perkara Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tingkat Desa hingga Daerah sampai kasus ijazah palsu. “Kasus dugaan Kolusi-Nepotisme yang dilakukan oleh Eks.Bupati Lahat (MM) beserta tim pada tahun 2018 adalah salah satu contoh yang nyata, karena sudah jelas pada awal bulan November tahun 2020 kasus ini di tingkatkan ke tahap Penyidikan oleh Kajari Lahat dibawah kepemimpinan Bapak Fitrah,” tegas Deka.
Deka juga menambahkan miskinnya legitimasi dan tumpulnya eksekutor salah satu indikator gagalnya Kajari Lahat. Seharusnya Kajari Lahat mampu menjadi panutan untuk masyarakat Lahat dalam menjalankan aturan perundang-undangan. Karena bagaimana masyarakatnya mau taat aturan sedangkan penegak hukumnya saja tak taat perintah aturan perihal tahapan penanganan perkara (mangkrak).
Sebelum menutup pembicaraan anak muda ini mengatakan “Bapak Fitrah Selaku Kepala Kejaksaan Negeri Lahat sudah mendedikasikan diri dengan baik di Kabupaten Lahat, tapi kami rasa kabupaten Lahat butuh Kajari yang berani dan komitmen dalam memberantas KKN yang dilakukan oleh penyelenggara negara, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Maka kami pun meminta secara khusus kepada Kejati Sumsel agar mempertimbangan seorang Jaksa untuk menduduki kursi Kajari Lahat, sehingga penghargaan yang didapatkan oleh Kejati Sumsel dalam memberantas Korupsi bisa dicerminkan ke seluruh Daerah di Sumsel Khususnya Kabupaten Lahat,” tutup Deka.[***]
ion
