DI JALANAN, mereka dikenal sebagai raja aspal, kaket kulit, helm full face, knalpot meraung, dan postur gagah di atas motor sport, moge, atau bahkan bebek modifan. Tapi minggu pagi pekan lalu, ada pemandangan yang bikin dompet ikut deg-degan, ratusan bikers Sunmori bukan cuma gaspol, tapi juga daftar jadi investor pasar modal. Iya, beneran. Bikers, cuy, dari keliling Jakarta Selatan, mereka belok arah ke bursa efek. Siapa sangka, para pecinta roda dua ini sekarang juga cinta sama reksa dana dan saham!.
Kalau dulu obrolan mereka soal oli, gear set, dan siapa yang paling kenceng di tanjakan, kini mulai berubah jadi, “Bro, lo udah masukin lot di saham energi belum?” atau, “Eh, yield obligasi lo berapa, Bro?”
Hidup memang penuh kejutan. Kadang orang yang lo kira cuma jago narik gas, ternyata juga jago narik cuan di pasar modal.
Kegiatan “Capital Market Goes to Community” (CMGTC) ini jadi bukti bahwa edukasi keuangan nggak harus di ruang kelas dengan spidol bau alkohol dan slide PowerPoint ngebosenin. Edukasi bisa dilakukan di tengah knalpot racing dan kopi sachet, asal pendekatannya pas. Dan OJK paham betul, kalau mau literasi keuangan masuk ke generasi muda, ya masuk lewat pintu komunitas. Dan salah satu pintu paling berisik dan solid? Komunitas bikers, tentu saja.
Sama kayak motor yang butuh servis rutin, dompet juga butuh sentuhan. Nggak bisa cuma dipakai narik terus, tapi nggak pernah diisi ulang. Bikers yang dulunya cuma tahu ‘investasi’ itu beli velg variasi dan ban cacing, sekarang tahu kalau beli saham juga bisa jadi hobi, asal legal dan logis. Dua ‘L’ ini penting, jangan sampai motor udah anti-mainstream, tapi uang malah ketipu skema money game.
Ingat pepatah lama “Jangan sampai karena mau cuan cepat, dompet jadi bopeng akibat tergiur imbal hasil ngibul” Pegang prinsip, kalau nggak masuk akal, biasanya memang nggak halal.
Lucunya, setelah acara, banyak bikers yang ngaku baru ngerti bedanya investasi dan judi. Dulu, tiap ada tawaran “balikin modal 2x lipat dalam seminggu”, langsung tancap gas. Sekarang?, mereka udah punya SID dan mulai baca laporan tahunan. Yang dulunya baca manual motor, sekarang buka prospektus reksa dana. Sebuah evolusi yang bahkan Darwin pun bisa terharu.
Buat komunitas lain entah itu komunitas pecinta kucing Persia, tukang bonsai, atau penggemar dangdut koplo boleh dicoba gaya begini. Edukasi keuangan berbasis komunitas, karena kadang, pengetahuan bukan soal siapa yang pintar, tapi siapa yang deket. Dan jangan salah, kadang satu bro di komunitas bisa lebih dipercaya daripada dosen ekonomi keuangan lo sendiri.
Dunia keuangan ternyata bisa semenarik dunia otomotif, asal diajaknya nyantai dan kocak. Nggak semua harus serius kayak diskusi politik di grup keluarga. CMGTC ini bukti nyata edukasi pasar modal bisa masuk ke mana saja, bahkan lewat knalpot. Yang penting, pesan moralnya sampai bahwa jadi investor itu bukan buat gaya-gayaan, tapi buat masa depan.
Jadi, buat kamu yang masih mikir investasi itu cuma buat orang berkemeja rapi dan kerja di Sudirman, ingatlah sekarang aja jaket kulit udah bisa punya portofolio saham. Masa kamu yang pakai hoodie tiap hari kalah sama biker?
Yuk, mulai belajar. Kalau motor aja bisa diservis rutin, masa keuangan pribadi terus dibiarkan olinya kering?.[***]