Sumselterkini.co.id, Palembang – Bank Sumsel Babel (BSB) berkomitmen dalam menekan angka non performing loan (NPL)/ setelah membentuk tim khusus yang berjumlah 9 orang untuk menyelesaikan kredit macet dari debitur.
Faisol Sinin, Sekretaris Perusahaan Bank Sumsel Babel mengatakan tim khusus menjalankan tugas sesuai arahan manajemen.”Adanya tim khusus tersebut sangat efektif karena hingga sekarang debitur terus ditagih, debitur pun sudah banyak yang mengangsur, bahkan ada debitur melakukan pelelangan jaminan,”klaimnya saat dihubungi, Senin kemarin.
Target tahun ini BSB dapat menagih dari debitur yang macet tersebut sekitar Rp130 miliar, hingga semester I/Juni 2018 sudah tertagih mencapai Rp30 miliar.
“Sudah beberapa tahun lalu, BSB berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini agar dapat menekan angka NPL,”ungkapnya.
Faisol Sinin, menjelaskan kredit tak tertagih ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya karena kondisi ekonomi pada 2017 lalu yang kurang bagus. Bahkan imbas turunnya harga komoditas andalan Sumsel.
Oleh sebab itu, karena imbas dari perekonomian itu banyak debitur yang tak sanggup mengangsur, namun pihaknya tetap membuat strategi agar debitur dapat memenuhi kewajibannya. Salah satunya penagihan dan upaya hukum, penjualan agunan kredit baik melalui badan lelang maupun pengadilan. BSB juga lanjutnya mencari pembeli dari kredit bermasalah yang ada.
“Bank juga berusaha menyelesaikan masalah keuangan dari debitur yang bersangkutan. Bank Sumsel Babel, kami optimistis tim khususu yang berada di Jakarta dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai arahan manajemen, ”ujarnya.
Sebelumnya BPK mencatat dalam dokumen ikhtisar hasil pemeriksaan (IHPS) semester II 2017 , BPD Sumsel Babel kurang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit sehingga terdapat kredit yang berpotensi tidak tertagih sebesar Rp 321,15 miliar.
Bank Sumsel Babel juga tercatat kurang menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola kredit group. Sehingga kredit yang tak tertagih pada lima perusahaan seluruhnya sebesar Rp 310,8 miliar dan penyaluran kredit griya sejahtera oleh 4 kantor cabang sebesar Rp10,4 miliar berpotensi tak tertagih.
Berikut Laporan Keuangan BSB Semester I/Juni 2018
Total Modal Juni 2018, Rp2,9 triliun Year on Year [YoY] tumbuh 16,04% dibanding Juni 2017 Rp2,5 triliun
Juni 2018 Aset Rp.21,7 triliun YoY menurun 3,81% dari Juni 2017 Rp22,59 triliun strategi perseroan semester 1 meningkatkan CASA dari 65,32 % menjadi 70,07%.
Juni 2018 DPK Rp17,7 triliun YoY menurun 5,48% dari Juni 2017 Rp18,7 triliun dikarenakan perseroan pada semester I fokus menghimpun DPK tabungan YoY naik 7,89%, sehingga meningkatkan CASA tersebut di atas.
Juni 2018 Kredit Rp13,9 triliun YoY tumbuh 5,76 % dibanding tahun 2017 Rp13,1 miliar
Juni 2018 Laba Rp239 miliar YoY tumbuh 5,45% dibanding Juni 2017 Rp227 miliar
Ditopang meningkatnya laba operasional YoY sebesar 19,47%
Rasio Keuangan Juni 2018 :
CAR 22,03% YoY membaik dibanding Juni 2017 20,01% sementara NPL 2,07 % YoY membaik dibanding Juni 2017 NPL net 3,2 %
BOPO 78,72 % membaik di banding juni 2017 81,14%
ROA 2,17% YoY membaik dibanding juni 2017 2,07%
ROE 13,25% YoY menurun dibanding juni 2017 15,02%
NIM 8,21% YoY membaik dibanding juni 2017 7,55%
LFR 78,21% YoY membaik dibanding juni 2017 69,89%.[one]
Sumber : Bank Sumsel Babel