Pendidikan

“1.200 Taruna Laut Lulus! KKP Ubah Politeknik Jadi Ocean Institute, Biar Gak Cuma Ikan yang Mendunia”

KKP

PENDIDIKAN vokasi kelautan terbaik Indonesia 2025, taruna kelautan KKP, Ocean Institute of Indonesia (OII), seleksi ketat pendidikan vokasi laut, itulah kata kunci sakti yang bikin Google merem melek!. Bayangkan, sebanyak 1.200 anak muda dari seluruh penjuru negeri baru saja lulus seleksi tahap II Penerimaan Peserta Didik Baru (Pentaru) di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Bukan sembarang lulus, sob! Mereka ini calon “Captain Nemo” masa depan bukan untuk keliling dunia nyari harta karun, tapi buat jaga laut dari sampah plastik, illegal fishing, dan mantan yang doyan ghosting.

Bukan sulap bukan sihir, tapi ini serius Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP) sekarang lagi nyiapin jurus baru. Mereka sedang bertransformasi jadi Ocean Institute of Indonesia (OII). Ibarat ulat jadi kupu-kupu, ini bukan cuma ganti nama doang. Sistem pendidikannya juga ikut ganti mesin dari manual ke turbo intercooler. Katanya sih, biar lulusannya nanti bisa ngadepin perubahan iklim, cuaca ekstrim, sampai bos yang nyebelin waktu magang.

Kepala BPPSDM KP, Pak Nyoman Radiarta, bilang sistem seleksi sekarang udah kayak campuran antara audisi Indonesian Idol sama pelatihan militer. Ada tes akademik, fisik, kesehatan, sampe wawancara. Kalau kamu bisa jawab soal kimia laut sambil push-up 20 kali dan nyanyi “Indonesia Raya” dengan nada do, ya kamu lulus. Intinya, siapa pun yang lolos Pentaru ini bukan kaleng-kaleng. Mereka ini bibit unggul yang siap dikirim ke laut, bukan buat nyari jodoh, tapi nyari solusi keberlanjutan laut kita.

Sebelas satuan pendidikan tinggi vokasi KKP jadi rumah baru bagi para taruna taruni kece ini. Dari Jakarta sampe Wakatobi, sebarannya kayak sambal di piring pecel lele, merata dan pedas!. Misalnya, Politeknik AUP Jakarta nerima 288 orang, Poltek KP Sidoarjo 250, dan AK-KP Wakatobi 35 orang, biar kecil, tapi pasti solid kayak cilok di pinggir pantai.

Tapi jangan takut, anak nelayan tetap dapat tempat spesial, ibarat pepatah “Ikan sepat, ikan gabus, makin diberi makin bagus”, begitu juga afirmasi buat anak-anak pelaku utama sektor laut. Anak pembudi daya ikan, petambak garam, sampe pengepul ikan asin dikasih jalur masuk, supaya nggak cuma ikan yang dibudidaya, tapi juga masa depan.

Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, juga nggak mau setengah-setengah. Dia minta bukan cuma ngajarin teori, tapi juga kasih pengalaman hidup yang “oke punya”. Dari asrama yang nyaman, makanan bergizi (bukan cuma mi instan), sampe laboratorium yang canggih biar siswa nggak cuma bisa mancing, tapi juga ngerti arus laut, plankton, dan kenapa cinta pertama susah dilupakan.

Transformasi ini kayak naik perahu layar dengan mesin turbo cepat, mantap, dan arah angin pun nggak bikin goyah. Yang jelas, lulusan OII nanti diharapkan jadi SDM unggulan, bisa kerja di dalam negeri atau bahkan Go Internasional. Siapa tahu, lulus dari sini bukan cuma kerja di tambak, tapi juga bisa presentasi di forum PBB. Kalau kata pepatah orang laut “Sekali layar terkembang, pantang tenggelam karena sinyal hilang!”

Jadi, buat kamu yang masih galau milih jurusan, mungkin udah saatnya nengok laut, bukan buat liburan doang, tapi buat masa depan. Pendidikan vokasi kelautan ini bukan cuma tentang ikan dan rumput laut, tapi juga tentang teknologi, keberlanjutan, dan cinta pada Indonesia. Ingatlah, “Kalau bukan kita yang jaga laut, nanti laut yang datang nagih janji”.[***]

Terpopuler

To Top