KEMENTERIAN Agama (Kemenag) akan kembali membuka seleksi bagi calon mahasiswa baru yang akan kuliah pada perguruan tinggi di Timur Tengah. Sempat tertunda karena pandemi pada 2020, pendaftaran seleksi tahun ini akan dibuka pada pertengahan atau akhir April.
Teknis seleksi calon Mahasiswa Baru Timur Tengah tahun 2021ini dibahas dalam rapat koordinasi bersama dengan Pusat Bahasa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Rakor berlangsung di Jakarta selama dua hari.
Hadir, utusan Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Direktorat Timur Tengah dan Afrika Kemenlu, OIAA, Lembaga Konsultasi Pendidikan Timur Tengah, dan Pusat Bahasa PTKIN.
Ada dua negara pilihan kuliah di Timur Tengah, yaitu Mesir dan Maroko. Pendaftaran dilakukan secara online melalui website resmi http://diktis.kemenag.go.id.
Direktur Timur Tengah dan Afrika, Bagus Hendraning Kobarsyih menyampaikan bahwa peluang kerjasama dengan negara-negara Arab terbuka luas. Indonesia perlu membekali para siswa dengan kemampuan bahasa Arab dan Inggris.
“Negara-negara Arab lain seperti Yaman, Syria juga sangat bagus untuk studi keislaman. Namun saat ini kondisi politik di negara tersebut masih rawan,” jelasnya di Jakarta, belum lama ini.
Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama, Adib Abdushomad, menyatakan, seleksi calon mahasiswa baru (CAMABA) Timur Tengah ini sekaligus menjadi saran membangun jaringan dan kerjasama yang lebih luas dengan negara-negara Timur Tengah.
“Di sisi lain, PTKIN kita harus bekerja keras agar mampu menarik mahasiswa-mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia. Inilah tantangan ke depan PTKIN, bagaimana menjadikan PTKIN kita sebagai destinasi pendidikan dunia,” ujar Adib.
Pada pertemuan ini dibahas juga kesiapan aplikasi pendaftaran dan aplikasi tes CBT secara online. Rakor juga melakukan simulasi penyelenggaraan tes di 15 lokasi yang bertempat di UIN. Secara umum pelaksanaan uji coba tes berjalan dengan baik.
Ini merupakan seleksi pertama yang akan dilaksanakan Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN melalui CBT. Sistem aplikasi ini dibangun oleh Konsossium PPB UIN. Soal ujian CBT dibuat berdasarkan standar Lughoh Mesir hasil kolaborasi antara Pusat Pengembangan Bahasa UIN dan Ikatan Alumni Al Azhar Cabang Indonesia.
Dalam laporannya, TIM Pengembang aplikasi CBT online menyatakan secara sistem, semua sudah siap. Namun, simulasi uji coba tetap harus dilakukan agar pada saat pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar.
Zulfakhri selaku Kasi Kerjasama menambahkan, seleksi Timur Tengah tahun ini merupakan ujian pertama bagi Pusat Pengembangan Bahasa untuk memastikan seleksi berjalan lancar.
“Demi kelancaran seleksi tahun ini, kami melibatkan dari PPB, OIAA, PUSIBA, dan Forum Konsultasi Pendidikan Timur Tengah untuk secara bersama-sama mensukseskan seleksi Timur Tengah ini,” jelas Zulfakhri yang juga merupakan alumni Alexandria Univ, Egypt.
Kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada terhadap segala bentuk informasi yang tidak bertanggung jawab. Seluruh informasi terkait seleksi ini diinfokan melalui website http://diktis.kemenag.go.id. (***)
Ril